JAKARTA, Beritalima.com– Untuk meningkatkan produksi daging dalam negeri khususnya sapi, Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo perlu segera memperkuat infrastruktur peternakan sapi di daerah produsen.
Itu diungkapkan anggota Komisi IV DPR RI, H Johan Rosihan menanggapi fluktuasi harga daging sapi yang terus merangkak naik sejak awal tahun ini. “Perkembangan harga daging sapi lima tahun terakhir cenderung meningkat, rata-rata 15 persen per tahun,” jelas Johan dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com, Senin (25/1) malam terkait masih tingginya harga daging sapi di tingkat konsumen belakangan ini.
Naiknya harga daging sapi di tingkat pengencer belakangan ini, ungkap wakil rakyat dari Dapil I Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut, disebabkan defisit daging sapi di dalam negeri, sementara konsumsi daging sapi terus mengalami peningkatan rata-rata 2,11 persen per tahun.
Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengungkapkan, ketersediaan daging sapi dalam negeri akhir 2020 hanya 47.836 ton. Dan, prediksi kebutuhan daging sapi dalam negeri 2021 diperkirakan mencapai 696.956 ton. Produksi dalam negeri dari sapi lokal 2020 hanya 404.997 ton. “Jadi saya melihat, Pemerintahan perlu fokus melakukan pengembangan sapi lokal guna memenuhi permintaan daging yang cenderung meningkat,” ujar Johan.
Sebab itu, selaku anggota Komisi IV DPR RI yang membidngi Pertanian dan Kehutanan, Johan berupaya mendorong Pemerintahan Jokowi, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk membuat atau melakukan terobosan besar guna menggairahkan para peternak sapi agar populasi sapi lokal dapat ditingkatkan dalam usaha memenuhi permintaan pasokan daging sapi dalam negeri.
“Saya minta agar Pemerintah terus berupaya melakukan pembatasan impor karena hal tersebut dapat mematikan potensi peternak lokal yang merupakan peternakan rakyat berskala kecil dengan rata-rata kepemilikan ternak yang masih rendah,” urai Johan.
Johan juga berharap agar Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan populasi sapi potong yang saat ini hanya sekitar 18,17 juta ekor. Salah satu bentuk infrastruktur peternakan di daerah produsen yang penting untuk dikembangkan adalah penerapan program pemuliaan melalui pendekatan kelembagaan peternak agar ada perbaikan implementasi teknologi pakan, genetic dan reproduksi secara maksimal guna peningkatan produktivitas yang berkelanjutan,” papar Johan.
Wakil rakyat dari Pulau Sumbawa ini meminta Pemerintah juga harus meningkatkan jangkauan program asuransi peternak sapi untuk meningkatkan motivasi peternak dan penurunan resiko kerugian beternak sapi sehingga diharapkan para peternak lebih berani melakukan ekspansi usaha.
“Hal tersebut penting dilakukan pemerintah sebagai dukungan dan perhatian kepada nasib peternak yang kesejahteraannya terus menurun selama tahun 2020 lalu,” ungkap Johan.
Johan berharap Pemerintah mampu meredam gejolak harga daging sapi di pasar yang telah meresahkan banyak konsumen dan juga sekaligus terus membina para peternak sapi lokal secara intensif dengan berbagai program. “Selain itu, Pemerintahan Jokowi juga harus bersikap tegas terhadap praktek kartel yang sangat kental di pasar daging,” demikian H Johan Rosihan. (akhir)