Gelar FGD IV, STIKOM Uyelindo Kupang Hadirkan Narasumber dari Universitas Indonesia

  • Whatsapp

KUPANG. Beritalima.com – Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STIKOM) Uyelindo Kupang kembali mengadakan FGD (Focus Group Discussion) IV tahun 2022 terkait dengan Penyusunan Kebijakan Tata Kelola Pelaksanaan Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Kegiatan tersebut dibuka Ketua STIKOM Uyelindo Kupang, Marinus I. J. Lamabelawa, M.Cs.

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Naka Kupang, Senin (12/12/2022), diikuti peserta dosen STIKOM Uyelindo Kupang dengan menghadirkan narasumber, Ari Saptawijaya, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI).

Ketua Panitia Yohanis Payong mengatakan, kegiatan ini terkait dengan Kebijakan Tata Kelola Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). “Dari kebijakan itu kita coba dudukan dalam panduan, lalu dari panduan kita mengundang para narasumber salah satunya pak Ari Saptawijaya dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia untuk boleh memaparkan praktek terbaik dari UI. Lalu kami mencoba menyelaraskan antara UI dengan kami (STIKOM Uyelindo) punya kebijakan dan panduan yang sudah ada sekarang, sehingga harapan peserta yang hadir saat ini bisa mencoba menyelaraskan standar nasional DIKTI dengan standar nasional STIKOM Uyelindo Kupang”, jelas Yohanis Payong.

Ia mengatakan, materi yang disampaikan narasumber dari Universitas Indonesia adalah terkait dengan sembilan Merdeka Belajar, antara lain Penelitian, Pengabdian, serta Pertukaran Mahasiswa.

Sementara itu, Ketua STIKOM Uyelindo Kupang Marinus I. J. Lamabelawa, M.Cs. kepada wartawan mengatakan, kegiatan FGD IV ini adalah rangkaian dari kegiatan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM) tahun 2022.

STIKOM Uyelindo Kupang sebagai salah satu kampus yang menerima hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka liga tiga. Dimana salah satu rangkaian kegiatan salah satunya adalah kegiatan FGD, yaitu Penyusunan Kebijakan Tata Kelola MBKM.

“Kita tahu bahwa MBKM sejak tahun 2020, itu merubah semua paradigma Perguruan Tinggi. Yang sebelumnya itu semua paradigma belajar di kelas, melaksanakan tridharma, tapi ada beberapa yang sudah kita laksanakan seperti magang, tiba-tiba merubah ini, sehingga ada empat skema. Yaitu mahasiswa bisa mengambil haknya belajar di prodi lain di Perguruan Tinggi yang sama; kedua mahasiswa bisa mengambil haknya belajar di Prodi yang lain di Perguruan Tinggi yang berbeda, tapi prodinya masih sama; ketiga di Prodi yang lain di Perguruan Tinggi yang lain”, jelasnya.

“Kalau ilmu informatika bisa mengambil 20 SKS atau maksimal 40 SKS. Misalnya, di kampus kerja sama, seperti kami (STIKOM Uyelindo) bekerja sama dengan kampus Atmajaya”, ujarnya.

Dan, keempat di kampus kehidupan. Delapan kegiatan itu boleh di tempat non Perguruan Tinggi, yakni pertukaran pelajar, magang, Indonesia Mengajar, berwirausaha, independen, penelitian, kegiatan kemanusiaan, KKN membangun desa, dan bela negara. “Sehingga hasil dari riset ini, kita harapkan buku (Kebijakan Tata Kelola dan Pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka) pertama tahun 2020 bisa kami sempurnakan sehingga menghasilkan sebuah buku yang sangat lengkap”, katanya.

Sementara itu, Ari Saptawijaya, selaku narasumber mengatakan bahwa hari ini berkesempatan untuk berbagi pengalaman di Universitas Indonesia khususnya di Fakultas Ilmu Komputer terkait dengan kebijakan-kebijakan yang mendasari pelaksanaan kegiatan MBKM, dan juga tata kelolanya. Bagaimana pengelolaannya dari kegiatan-kegiatan ini dilakukan di Fakultas Ilmu Komputer UI.

“Materi yang saya bawakan adalah memberikan gambaran sebetulnya apa yang menjadi dasar hukum dan kebijakan MBKM ini relevan, dimulai dari tingkat nasional bagaimana landasan hukum diturunkan menjadi peraturan atau kebijakan-kebijakan di tingkat Universitas dalam hal ini di Universitas Indonesia. Dan juga secara khususnya di Fakultas Ilmu Komputer bagaimana kebijakan tersebut diturunkan”, ungkapnya.

Terkait dengan tata kelola, ia menjelaskan khususnya mengenai tata kelola dari dua kegiatan MBKM yang besar.

“MBKM adalah program yang sudah dicanangkan oleh Kemendikbud Ristek. Jadi program ini sebetulnya lebih dari berbagai pengalaman apa yang kami lakukan pada teman-teman STIKOM Uyelindo Kupang yang kami tahu merupakan salah satu kampus swasta yang terbaik di Kupang. Dengan berbagai pengalaman ini kebijakan-kebijakan MBKM maupun tata kelola MBKM yang sudah ada di STIKOM Uyelindo ini mungkin bisa melihat apa hal-hal yang bisa diadopsi dari apa yang kami lakukan di Fakultas Ilmu Komputer ini ataupun diadaptasi sesuai dengan kondisi yang ada di STIKOM Uyelindo”, katanya. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait