MADIUN, beritalima.com-Menjelang Natal dan Tahun Baru, Pemkot Madiun, Jawa Timur, bersama Tim pengendalian inflasi daerah (TPID), menggelar evaluasi dan review perkembangan inflasi triwulan keempat, Selasa 8 Desember 2020.
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statisik Kota Madiun, selama bulan Oktober dan November, masing-masing tercatat inflasi sebesar 0,11 dan 0,41 persen. Angka inflasi pada bulan November dinilai merupakan inflasi tertinggi selama periode Januari-November 2020.
Menyikapi hal tersebut, Walikota Madiun, H. Maidi, mengatakan, inflasi tersebut menandakan bahwa perekonomian di Kota Madiun sudah menunjukkan peningkatan, sejak terjadinya pandemi Covid-19.
“Perekonomian kalau terjadi deflasi terlalu tinggi tidak baik, begitu juga inflasi tinggi, tidak baik. Maka saya harap semua tim TPID harus saling bersinergi untuk mengendalikan inflasi,” ucap H. Maidi.
Maidi menyebut, beragam upaya untuk menjaga kestabilan inflasi bakal terus dilakukan oleh pemkot. Diantaranya meringankan beban PKL dan UMKM dari retribusi, mendorong waralaba besar agar menyediakan stan khusus bagi pelaku UMKM di wilayahnya, serta membangun infrastruktur yang dibutuhkan PKL dan UMKM untuk memasarkan produk.
“Selain itu bantuan mulai dari sembako hingga gula dan ketela juga dibagikan ke masyarakat. Pola-pola seperti ini akan berpengaruh bagi warga Kota Madiun,” jelasnya.
Keyakinan itu ditunjukkan walikota bukan tanpa alasan. Sebab, beberapa indikator menunjukkan bahwa perekonomian Kota Madiun memang cukup stabil. Salah satunya inflasi. Tercatat, selama 3 bulan berturut-turut deflasi berada di angka 0,41 persen. Artinya daya beli masyarakat kian stabil.
Walikota berharap, sinergitas yang baik antar tim TPID dan seluruh stakeholder terkait agar terus terjalin. Hal itu juga menjadi salah satu upaya dalam menjaga dan mengendalikan inflasi di kota yang dipimpinnya. (Sumber Diskominfo. Editor: Dibyo).
H. Maidi (atas).