SURABAYA, beritalima.com – Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, menyatakan persetujuannya menggelar jambore sampah. Upaya tersebut untuk memastikan gerakan peduli sampah menjadi kepedulian bersama. Bahkan grup Band Slank, akan diajak untuk ambil bagian dalam kegiatan itu.
“Nanti biar teman-teman Slank ikut bantu mengajak masyarakat peduli sampah,” kata Gus Ipul panggilan akrab Saifullah Yusuf.
Menurut Gus Ipul, sampah menjadi problem serius yang memengaruhi produktivitas masyarakat. Tapi karena berbagai kendala, sampah tak mendapat perhatian serius.
Belantung BSF (black soldier fly) atau biasa disebut tentara lalat hitam, akan menjadi solusi dan membuat sampah mendatangkan keuntungan secara ekonomis.
Wacana terkait solusi penyelesaian sampah melalui belatung ini, mengemuka dalam pertemuan Gus Ipul dengan LSM FORWARD, sebuah lembaga yang konsen menyuarakan isu lingkungan.
400 Juta Ton
Di Jawa Timur tercatat sekitar 400 juta ton sampah dihasilkan setiap tahun. Dari jumlah itu, yang terdeteksi hanya 170 juta. Sekitar 20 juta berasal dari limbah industri kecil.
Sampah-sampah ini, merupakan dampak langsung dari kegiatan industri, rumah sakit, puskesmas, rumah tangga, pertambangan dan lainnya.
Ia menyebut botol minuman sebagai salah satu contoh persoalan sampah. Di banyak negara, persoalan sampah botol air minum sudah mulai dapat tertangani. Masyarakat, katanya, dapat diajak terlibat menyukseskan sampah botol minuman.
Di sana, orang ke mana-mana sudah biasa membawa tempat minum sendiri. Mereka mengisi tempat minumnya dari keran-keran air minum yang sudah disiapkan oleh pemerintah. Jadi nggak ada buang botol sembarangan. Ini bisa jadi alternatif untuk diduplikasi di sini.
Sedang Wawan koordinator FORWARD menjelaskan, untuk kasus sampah ini, Surabaya bisa dijadikan sebagai contoh. Di ibu kota Jawa Timur ini, tak kurang dari 2000 ton sampah setiap harinya.
“Setiap rumah tangga memproduksi 1,5 kg sampah setiap harinya. Berarti 21 juta ton setiap tahun. Itu baru sampah domestik,” kata Wawan.
Salah satu cara untuk bisa menuntaskan persoalan sampah, para aktivis lingkungan itu memberi beberapa alternatif kepada Wakil Gubernur. Salah satunya adalah “bekerjasama” dengan belatung. Binatang “lucu” bisa menyelesaiakan 80 persen urusan sampah organik. Bahkan secara ekonomi, bisa menjadi salah satu andalan baru untuk menambah lapangan kerja bagi masyarakat.
Dari beberapa opsi pengolahan sampah organik, ditemukan bahwa BSFL adalah teknologi paling sesuai untuk jenis sampah rumah tangga dan sampah pasar.
“Teknologi konversi BSFL di Puspa Agro telah mendalatkan perhatian dari berbagai pemerintahan kota dan swasta dari seluruh Indonesia,” sebut Wawan.
Larva BSF memakan sampah organik–buah, sayur, sisa makanan dan lain-lain. Reduksi sampah 80 persen. Larva BSF hasil panen kaya akan protein sehingga dapat menjadi pakan ikan dan hewan ternak. BSF merupakan species asli Indonesia, bukan hama atau vektor penyakit.
Belatung BSF (black soldier fly) hidup lebih lama di tempat sampah, artinya akan lebih banyak menghabiskan sampah. Dan kemampuan mengkonversi sampah dalam sehari sebanyak dua kali lipat dari berat bobot badannya.Jika kita punya 10kg saja, maka dalam satu bulan akan menghabiskan 10 kg x 30 hari = 300kg sampah ludes di makan belatung bsf.
Belatung BSF dalam satu hari bisa menghabiskan sampah dua kali lipat dari bobot badannya, Katakanlah Anda saat ini punya satu kilogram artinya bisa menghabiskan dua kg sampah setiap harinya atau 60 kg sampah tiap bulannya. (Ef)