GINSI Jatim Ingatkan Bahaya Lockdown

  • Whatsapp
Ketua DPD GINSI Jawa Timur, Romzi Abdullah

SURABAYA, beritalima.com | Sebanyak 560 importir yang tergabung di GINSI (Gabungan Importir Seluruh Indonesia) Jawa Timur meminta pada pemerintah untuk tidak menutup wilayah atau lockdown sebagai cara mencegah penyebaran virus Corona.

Permintaan itu disampaikan Ketua DPD GINSI Jawa Timur, Romzi Abdullah, melalui para wartawan di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Selasa (17/3/2020).

Romsi mengatakan, penutupan suatu wilayah hanya karena ketakutan atas penyebaran virus Covid-19 sama halnya dengan mematikan kebutuhan hidup seluruh masyarakat di wilayah ini.

Dikemukakan Romsi, penularan virus Corona sebenarnya tidak sebahaya virus lain seperti flu burung dan yang lain. Dan virus Corona, tambah Romsi, tidak cukup kuat berada di iklim panas seperti Indonesia.

“Jadi menurut saya untuk pencegahan penularan tidak perlu sampai lockdwon. Ini sangat berlebihan. Ya cukup kurangi sentuhan dan interaksi badan, dan sering-sering cuci tangan,” lanjut Romsi.

Romsi menuturkan, tuntutan GINSI Jawa Timur ini disampaikan karena ancaman Lockdown bagi dunia industri tak kalah menakutkan dengan serangan virus Corona.

Menurutnya, kegiatan industri berbeda dengan kegiatan pendidikan yang bisa ditunda atau dikerjakan di rumah.

“Bila kegiatan industri dan importir juga kena Lockdown, jutaan pekerja akan menganggur dan terjadilah kerawanan sosial,” ujarnya.

Diakui, barang-barang import yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak selama ini kebanyakan atau sekitar 90 persennya dari Cina. Dan saat beredar kabar virus Corona menerjang Wuhan, bahan baku penting dari Cina sempat terhenti.

Para pelaku usaha di Jawa Timur pun sempat mencari pasokan dari negara lain seperti Vietnam, Thailand, Korea dan Malaysia meski harganya lebih tinggi. Beruntung virus Corona berhenti menyerang Cina, dan negeri ginseng ini cepat kembali melanjutkan ekspor bahan baku ke negara lain termasuk Indonesia.

“Saat ini kegiatan di Pelabuhan Tanjung Perak sudah normal. Di Terminal Internasional Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak selama Januari 2020 ada kegiatan bongkar muat 20 kapal, dan selama Pebruari kemarin ada bongkar muat 16 kapal besar,” kata Romsi.

Ditandaskan, Cina yang pertama terserang virus Corona sudah aman, dan justru negara-negara lain termasuk Indonesia yang kini panik akan virus tersebut. Karena itu, Romsi yakin virus Corona di Indonesia juga segera berhenti.

Karena itu pula, lanjut Romsi, pemerintah tidak perlu melakukan lockdown wilayah utamanya pelabuhan. Jika Lockdown itu dilakukan, stagnan, kondisi negeri ini akan lebih parah. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait