Oleh Notrida Mandica
Anggota Dewan Pakar DPP PG
Hiruk pikuk tentang siapa pemegang tongkat estafet kepemimpinan Setya Novanto (SN) mulai merambah partai berlambang Beringin, Partai Golkar (PG).
Nama nama yang santer disebut sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum mulai menguak.
Di antara nama itu, ada nama Idrus Marham (IM), Sekretaris Jenderal (Sekjend) PG, yang selalu berada di depan saat SN mulai terkait kasus e-KTP.
Status sebagai Sekjend memberi peluang untuk bertugas sebagai plt. Ada Titiek Suharto (TS) sebagai politisi yang cukup disegani, apalagi SN pernah bekerja untuk keluarga besar TS.
Disebut pula nama Firman Subagyo (FS) Ketua Komisi VI yang dikenal bersih dan pro kebijakan untuk petani kecil. Ada nama Airlangga Hartarto (AH) saat ini menjabat sebagai Menteri Perindustrian.
Sempat santer nama Nurdin Halid (NH) disebut sebagai calon kuat. Tapi semoga saja NH memilih kontes Gubernur Sulsel 2018.
Selain nama nama di atas peran tokoh tokoh PG seperti Abu Rizal Bakri (ARB), Akbar Tanjung (AT) dan Agung Laksono (AL) serta tentu saja Wakil Presiden Jusuf Kala (JK) sangat krusial dalam penentuan Plt Ketum PG.
IM, TS, FS dan AH tidak diragukan lagi adalah tokoh muda yang memiliki karakter kuat dan kepemimpinan yang handal.
Namun demikian, dalam kondisi tak menentu ini, seharusnya PG dikendalikan oleh tokoh senior guna mempersiapkan Musyawarah Nasional (Munas) atau Munas Luar Biasa (Munaslub).
Campur tangan tokoh senior seperti AT, ARB, dan Al atau Tripple A ini sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan PG dari badai buatan kekuatan besar di sekeliling PG.
Beberapa alternatif langkah yang dapat ditempuh: Pertama, Tripple A membentuk Presedium PG, sesuai meski ini tak dikenal dalam AD/ART PG, namun dalam krisis seperti ini bisa dipertimbangkan.
Kedua, Tripple bersepakat menunjukkan salah satu di antara mereka untuk memimpin dan membawa PG ke arah keseimbangan atmosfer politik menghindari perebutan kekuasaan yang anarkis.
Ketiga, Tripple A menunjuk AL karena selama ini AL telah berperan penting menstabilkan PG dari gempuran internal dan eksternal sedari awal SN terseret kasus e-KTP.
Menurut hemat saya, AL akan mampu merangkul semua pihak karena kecenderungan gaya politik AL yang anti konflik.
Selain itu, AL sangat hati hati bersikap dan bertutur sehingga mampu menenangkan setiap komponen dalam partai.
Karena itu, setidaknya Tripple A dapat mengantar PG dalam masa transisi kekuasaan menuju perimbangan kekuasaan internal dan eksternal PG.
Jika PG memaksakan penunjukan Plt Ketum di luar Tripple A, bisa dipastikan Pasca SN, PG akan karam akibat konflik internal. #saveGolkar