SURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jatim Dr. H Soekarwo menegaskan salah satu kegiatan penting yang perlu ditindaklanjuti dan dikonkritkan dalam kerjasama Jatim-Australia Barat saat ini, yakni pemanfaatan sumberdaya alam Australia yang melimpah untuk dilakukan proses nilai tambah di Jatim.
Hal tsb disampaikannya pada saat memberikan sambutan pada acara Resigning MoU Kerjasama Provinsi/Negara Bagian Kembar Jatim-Australia Barat dan peresmian kerjasama konsorsium PTN Jatim dan Perguruan Tinggi di Australia Barat di gedung negara Grahadi, Jl. Gubernur Suryo 7/Surabaya, Rabu (27/9). Mewakili Premier Australia Barat
Untuk itu, lanjut Pakde Karwo-sapaan akrab Gubernur Jatim ini, perlu segera dilakukan senior official meeting perwakilan dua belah pihak, termasuk melibatkan kamar dagang dan industri masing-masing. “Saat ini, sekitar 70-79% barang impor Jatim adalah bahan baku. Perlu diidentifikasi produk-produk apa yang dibutuhkan Jatim dan tersedia di Australia Barat,” ujarnya.
Ia meyakini dengan mengimpor produk-produk Australia Barat, biaya produksi menjadi lebih rendah. Apalagi, jika pemberian nilai tambah dilakukan di Jatim sebagai pasar potensial, bukan hanya penduduknya yang besar tetapi juga sebagai “hub” bagi Indonesia timur dng jumlah penduduk tidak kurang dari 120 juta.
Terkait kerjasama konsorsium perguruan tinggi negeri Jatim dan lima perguruan tinggi Australia Barat, dinilai Pakde Karwo, sebagai langkah strategis untuk mendorong pembangunan dua wilayah serta sekaligus peningkatan kualitas SDM-nya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Menteri Australia Barat Pertambangan dan Perminyakan, Perdagangan dan Hubungan Industri, Urusan Pemilihan dan Kerjasama Asia ini Mr. Bill Johnston, MLA, menyambut positif penegasan usulan program kerjasama Pakde Karwo, yang dinilainya sejalan dengan kebijakan Pemerintah Negara Bagian Australian Barat. “Potensi besar Jatim dan masyarakatnya yang terbuka telah membuktikan sejumlah pengusaha Australia telah berinvestasi di Jatim,” ujarnya. Selain itu, Australia Barat juga memfokuskan kerjasama dengan Asia, yang terlihat dari nama kementeriannya, Asia Engagement.
Kerjasama Konsorsium Antar PTN-Australia Barat
Penandatanganan kembali MOU Jatim-Australia Barat periode 2017-2022 juga menandai kerjasama konsorsium PTN Jatim dengan mitranya di Australia Barat. Kegiatan kerjasama a.l. penelitian dan publikasi bersama serta pertukaran mahasiswa dan dosen dua belah pihak.
10 PTN Jatim yang bergabung dalam konsorsium ini, yaitu ITS, UNAIR, UB, UNEJ, UNESA, UIN Malik Ibrahim Malang, Universitas Trunojoyo Bangkalan, Universitas Pembangunan Veteran (UPN), Universitas Islam Surabaya (UINS), dan Universitas Negeri Malang (UNM). Sementara itu, universitas di Australia Barat diantaranya the University of Westerndan Australia, Murdoch University, the University of Notre Dame.
Beasiswa S2 Audiologi
Sebagai bagian rangkaian penandatangan MoU ini, juga diserahkan beasiswa S2 audiologi bagi Valina Khiarin Nisa, dosen psikologi UNAIR Surabaya.
Menurut Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov. jatim, Benny Sampir Wanto, pemberian beasiswa tsb sebagai salah satu hasil kerjasama provinsi/negara bagian Jatim-Australia Barat . “Beasiswa dibiayai oleh Pemerintah Australia Barat dan yayasan the East Java Hearing Aid Foundation Australia Barat, yang diketuai Ms. Trisha Henderson,” jelas mantan Kepala Biro Kerjasama ini.
Pemberian beasiswa, lanjutnya, disampaikan oleh Premier Australia Barat kepada Gubernur Pakde Karwo di Perth tahun lalu, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan seleksi kandidat oleh Tim Seleksi Australia Barat. (rr).