Surabaya, Berita Lima – Sebanyak seribu seniman dan 240 jupel (juru pelihara) mendapatkan tali asih dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada kesempatan Jumat di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Pemberian tali asih ini dimaksudkan sebagai ucapan terimakasih dan penghargaan dari pemerintah provinsi Jawa Timur kepada para seniman dan juru pelihara cagar budaya di Jatim.
Dalam kesempatan itu Khofifah menyampaikan rasa terimakasihnya kepada para peserta yang telah rela meluangkan waktu dan tenaganya untuk kebudayaan di Jawa Timur.
Khofifah menyampaikan, pemberian apresiasi kepada seniman ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi para seniman Jawa Timur agar bisa terus berkarya dan berekspresi . Tujuannya agar kebudayaan di Jawa Timur bisa terus tumbuh dan lestari.
“Ini adalah bagian silaturahim kami kepada panjenengan semua yang sudah nguri-nguri, mengembangkan, menghidupkan dan menyemai rasa damai kepada seluruh warga bangsa. Karena seni itu borderless seni itu nggak ada batasnya, bahkan kepada warga dunia. Dengan ini mudah-mudahan kebudayaan di Jatim akan tetap tumbuh dan lestari,” kata Gubernur.
Apresiasi kepada seniman ini diberikan Gubernur Khofifah secara simbolis kepada 80 orang seniman yang masing-masing menerima Rp 500.000,-. Serta juga diberikan tunjangan kehormatan senilai Rp 1.100.000 kepada juru pelihara cagar budaya Jatim yang secara simbolis diserahkan Gubernur Khofifah kepada 20 orang penerima.
Seniman penerima apresiasi dari Gubernur Khofifah adalah seniman yang diusulkan dan diverifikasi oleh masing-masing Dinas Kebudayaan Kabupaten Kota di Jawa Timur. Diantaranya 10 orang seniman dari Kab. Gresik, 10 orang seniman dari Kab. Bangkalan, 10 orang seniman dari Kab. Mojokerto, 10 orang seniman dari Kota Mojokerto, 11 orang seniman dari Kota Surabaya, 20 orang seniman dari Kab. Sidoarjo.
Sedangkan 9 orang sisanya merupakan undangan bagi maestro seniman dan budayawan. Begitupun dengan pemberian tunjangan kehormatan bagi juru pelihara cagar budaya di Jatim,
Sementara itu menurut Khofifah, cagar budaya bisa menjadi pemanggil memori bagi mereka yang memang memiliki cerita bernilai historis dengan cagar budaya tersebut.
“Saya ingin menyampaikan bagaimana seni dan Religi itu menjadi kekuatan yang luar biasa, antara seni dan religi itu nyekrup/bisa menyatu,” katanya.
Dalam kesempatan sama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim Hudiyono melaporkan pada tahun 2022 Jawa Timur berhasil mendapatkan 9 pengakuan warisan budaya tak benda salah satunya yaitu Sholawat Badar.
“Dan Tahun ini kita kembali mengajukan 28 karya budaya untuk mendapatkan pengakuan warisan budaya tak benda”, terangnya.
Seni, Pintu Masuk Belajar Rasa Hormat Menghormati
Khofifah melanjutkan, Nggak ada paksaan, tidak ada kekerasan di dalamnya karena seni yang dijadikan pintu masuk membangun rasa saling menghormati saling menghargai dan seterusnya,” ucapnya.
Ia menuturkan bahwa pada zaman awal masuknya Islam di tanah Jawa, salah seorang aulia, syeikh Makhdum Ibrahim menyebarkan agama Islam melalui dakwah dengan seni dengan menciptakan gamelan yang kala itu dikenal dengan Bonang.
“Banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa Sunan Bonang, Kenapa ada nama mbonang karena beliau yang menciptakan sendiri, gamelan yang biasa digunakan berdakwah sampai kemudian gamelan itu biasa disebut mbonang dan akhirnya melekat pada nama beliau, Sunan mBonang,” tuturnya. (utg)