SAYANG ANAK- ANAK: Gubernur Irianto Lambrie menginstruksikan agar kekerasan pada anak-anak dihentikan. Karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa.
TANJUNG SELOR – BERITA LIMA – KALTARA
Gubernur Kalimantan Utara Dr H Irianto mengatakan, peringatan Hari Anak Nasional (HAN) pada 23 Juli lalu, harus dijadikan momentum oleh semua pihak untuk bersama-sama mengakhiri kekerasan pada anak. Sebab, kondisinya sudah sangat memprihatinkan dimana tingkat kekerasan kepada anak yang kian meningkat dan marak terjadi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) hingga triwulan pertama, Januari hingga 15 Maret, telah mencapai 645 kasus, terbesar adalah kasus Anak Berhadapan Hukum (ABH) sebanyak 167 kasus.
“Kondisi ini sudah sangat memprihatinkan karena di Kaltara juga cukup sering kita baca di media terkait kekerasan pada anak. Jangan korbankan mereka karena ke depan mereka merupakan generasi penerus yang akan menghadapi kondisi persaingan kian rumit,” ujar Irianto.
“Saya minta seluruh elemen masyarakat berpartisipasi untuk menekan tingginya kasus kekerasan pada anak, serta menggerakkan potensi yang dimiliki dalam kegiatan edukasi, advokasi dan mobilisasi pencegahan terjadinya kekerasan pada anak dan mendorong terciptanya komunitas masyarakat yang dinamis dan membentuk lingkungan ramah anak,” tambahnya.
Yang paling penting, lanjutnya, pencegahan kekerasan pada anak harus dilakukan sedini mungkin. Tentu tidak hanya dapat dilakukan oleh anak itu sendiri, namun orang dewasa di sekitar anak pun juga patut berperan dan ikut serta dalam pencegahan, terutama keluarga dan masyarakat sekitar menjadi pelindung bagi anak itu sendiri.
Ke depannya, kata Gubernur, orangtua maupun guru harus sungguh-sungguh memperhatikan anak sejak dini. Sebab, kurangnya perhatian orangtua kepada anak menjadi salah satu faktor terjadinya kekerasan pada anak.
“Terlebih orangtua wajib membangun pola komunikasi yang baik kepada anak, serta tanamkan sifat malu kepada anak dan menjelaskan kepada anak model pergaulan ideal,” pesannya.
Gubernur juga mengajak para orangtua dan masyarakat untuk selalu mengajarkan segala kebaikan kepada anak-anak agar kelak menjadi sumber daya manusia yang bermanfaat bagi bangsa dan agama. Salah satunya mengajarkan pendidikan karakter dimana sebagai upaya agar anak-anak dan remaja memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab.
Dengan memiliki kepribadian yang baik, lanjutnya, diharapkan anak-anak dan remaja ke depannya mampu meningkatkan prestasi akademik, menghormati orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat yang beragam, serta sebagai salah satu persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja.
“Saya mengajak dan mengimbau para orangtua harus pintar-pintar menciptakan suasana yang harmonis di rumah dengan komunikasi yang baik, pola hubungan persahabatan antara anak dan orangtua, dan kesadaran untuk tidak memperlihatkan pertikaian depan anak. Sebab, anak yang tertekan secara psikologis cenderung akan mencari pelarian di luar rumah,” urainya. (****)