SURABAYA, beritalima.com | Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa secara resmi meluncurkan maskot dan logo Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Jatim ke-VI Tahun 2019 yang akan berlangsung pada tanggal 6-13 Juli 2019 di empat kabupaten yakni Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro.
Peluncuran ini dilakukan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (26/6).
Ada lima maskot dalam PORPROV Jatim kali ini, yang pertama adalah ‘BEKI’ (maskot Provinsi Jatim) sebagai representasi salah satu fauna khas Jatim yakni Ayam Bekisar. BEKI merepresentasikan sifat berani, lincah, millenial dan berprestasi. Kedua, ‘SI GIRO’ (maskot dari Kab. Gresik) adalah karakter Kerbau Giras yang menjadi simbol berkobarnya semangat masyarakat Gresik.
Maskot ketiga adalah ‘LILO’ (maskot dari Kab. Lamongan) yang terinspirasi dari bentuk dan karakter Bandeng Lele. LILO atau singkatan dari Lele Lokal yang merepresentasikan kelincahan, kecerdasan dan semangat juang tanpa henti yang mengobarkan jiwa dan semangat perjuangan menyala dalam PORPROV Jatim VI Tahun 2019.
Selanjutnya, maskot keempat yakni ‘SI LAWE’ (maskot dari Kab. Tuban) adalah simbol kuda hitam yang membawa jiwa semangat berkobar, sportivitas tinggi dan menjunjung nilai-nilai fair play. Selain itu maskot ini menggambarkan karakter yang konsisten, penuh komitmen, dan keyakinan meraih prestasi. Maskot ini terinspirasi dari ketokohan RH. Ronggolawe yang merupakan Adipati Tuban ke-2.
Terakhir, maskot kelima adalah ‘SI MELI’ yang merupakan maskot dari Kab. Bojonegoro adalah singkatan dari Meliwis Putih. Merepresentasikan kebanggaan masyarakat Bojonegoro yang berkepribadian lincah, cepat, cerdas dan berprestasi.
Dalam sambutannya, Khofifah, sapaan lekat Gubernur Jatim ini berharap pelaksanaan PORPROV Jatim VI Tahun 2019 menjadi ajang dalam membangun sportivitas, kebersamaan, dan persaudaraan. Apalagi olahraga terbukti mampu menjadi sarana mediasi dalam mepererat persatuan dan kesatuan suatu bangsa.
“Hanya dalam ajang olahraga tingkat internasional seperti Asian Games dan Olimpiade, bendera suatu negara akan dikibarkan ketika meraih medali emas. Ini menjadi suatu kebanggaan dan momentum dimana identitas suatu negara mendapat penghormatan luar biasa di ajang-ajang olahraga semacam itu,” katanya.
Untuk itu, Khofifah mengajak siswa SMP/MTs serta SMA/SMK/MA yang saat ini masih dalam masa liburan sekolah, dapat ikut berpartisipasi baik sebagai relawan maupun penonton pertandingan dalam PORPROV mendatang.
“Ini bisa menjadi pengalaman berharga bagi mereka dalam menumbuhkan semangat sportivitas, selain juga untuk mengenalkan mereka cinta olahraga, mengenalkan mereka kepada atlet-atlet Jatim dan ini sebagai bagian perjalanan pendidikan mereka,” katanya.
Melalui ajang PORPROV tahun ini, Khofifah mengajak para generasi millenial untuk terus berprestasi. Apalagi batasan usia atlet yang bertanding dalam ajang ini masih masuk kategori millenial, yakni 16-21 tahun. Hal ini menjadi upaya penguatan para generasi millenial dalam mengembangkan karakternya.
“Dalam jangka waktu tidak lama kita juga harus menyiapkan generasi Alpha yakni yang lahir tahun 2010 ke atas, agar bisa terus berprestasi,” terangnya.
Orang nomor satu di Jatim ini juga berharap penyelenggaraan PORPROV dapat meningkatkan nilai tambah dari keunggulan masing-masing tuan rumah penyelenggara, serta mampu berseiring menguatkan UMKM di setiap daerah.
“Dengan adanya PORPROV ini potensi UMKM dapat terus kita tingkatkan, misal potensi kerajinan khas daerah bisa diproduksi lebih banyak untuk cinderamata atau oleh-oleh yang bisa dibeli para atlet,” jelasnya.
Ke depan, Khofifah berharap penyelenggaraan PORPROV ini dapat diselenggarakan dua tahun sekali sehingga Jatim bisa mencapai rekor dunia.
“Mudah mudahan di PORPROV nanti tercetak rekor-rekor baru di cabang-cabang olahraga yang ditandingkan,” terang Khofifah yang juga menciptakan jingle PORPROV Jatim VI Tahun 2019 berjudul ‘Laga’.
Hal senada disampaikan Ketua Umum KONI Provinsi Jatim, Erlangga Satriagung. Menurutnya, atlet Jatim yang sudah masuk Puslatda, Pelatnas dan yang sudah mengikuti PON tidak diperbolehkan mengikuti PORPROV Jatim VI Tahun 2019. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencari bibit-bibit baru.
“Jatim satu-satunya provinsi di Indonesia yang tidak memperbolehkan atlet yang sudah berprestasi di tingkat nasional dan internasional mengikuti PORPROV. Kalau mereka ikut, nantinya mereka yang akan menang, sehingga tidak ada bibit baru yang muncul,” jelasnya.
Tercatat ada 40 Cabang Olahraga (Cabor) yang akan dipertandingkan di ajang PORPROV Jatim VI Tahun 2019 ini. Adapun tema PORPROV kali ini adalah ‘Jawa Timur Menembus Dunia’, sedangkan slogannya adalah ‘Atlet Millenial Jatim Menuju Prestasi Puncak’.
Total jumlah peserta PORPROV Jatim VI Tahun 2019 adalah 10.302 orang terdiri dari 7.818 atlet dan 2.484 official, yang memperebutkan 525 medali. Adapun upacara pembukaan akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2019 bertempat di Stadion Surajaya Kab. Lamongan.
Sementara itu, mulai tanggal 1 Juli 2019 akan dilakukan rute Kirab Api PORPROV yang akan dimulai dengan pengambilan api di Kayangan Api Kab. Bojonegoro dilanjutkan kirab menuju Pendopo Kab. Bojonegoro. Rute kirab api ini akan menempuh rute sejauh 570 km melalui beberapa wilayah yakni Kab. Bojonegoro, Kab. Tuban, Kab. Lamongan, Kab. Gresik, Kota Surabaya, dan berakhir pada tanggal 06 Juli 2019 di Pendopo Kab. Lamongan untuk kemudian akan dibawa ke Stadion Surajaya untuk acara pembukaan.
Turut hadir dalam acara ini Sekdaprov Jatim, Bupati Lamongan, Bupati Tuban, Bupati Bojonegoro, Wakil Bupati Gresik, Ketua KONI kab/kota se-Jatim serta para atlet dan official Jatim. (rr)