Gubernur Jatim Tinjau Longsor Nganjuk. Proses Penanganan Berjalan Baik

  • Whatsapp

NGANJUK, beritalima.com- Bencana tanah longsor yang terjadi, Minggu, 14 Februari 2021 di Kabvaten Nganjuk, mendapat perhatian Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Khofifah langsung meninjau lokasi bencana di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Senin 15 Februari 2021.

Didampingi Bupati Nganjuk Novi Rahman, Danrem 081, Dandim, Kapolres Nganjuk serta beberapa Kepala Dinas Pemprov Jawa Timur, Khofifah melihat lokasi longsor.

Setibanya di lokasi, Gubernur Khofifah langsung mendengarkan paparan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat terkait kronologis bencana. Gubernur pun menyerahkan sejumlah santunan kepada korban maupun masyarakat yang terdampak bencana sekaligus meninjau Dapur Umum, Posko Bencana dan Posko Kesehatan sekaligus Pos Ante Mortem.

Gubernur Khofifah menyerahkan bantuan berupa satu ton beras, makanan anak sebanyak 200 paket, matras 200 lembar, kasur 200 lembar, kids ware 50 paket, makanan siap saji 120 paket dan selimut 50 lembar. Tak hanya itu, juga diserahkan bantuan berupa 4 set APD, 1 unit Alkom, 120 paket lauk pauk serta 120 paket tambahan gizi. Sejumlah alat berat dan beberapa ambulance juga diterjunkan

Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah membagikan sejumlah bantuan dan membagikan buku kepada anak-anak terdampak.

Kepada awak media, Gubernur Khofifah menyampaikan proses pencarian korban longsor terus dilakukan sampai ditemukan seluruh korban yang tertimbun. Untuk mempercepat pencarian, pihak kepolisian akan menerjunkan anjing pelacak.

“Saya telah berkoordinasi dengan Pak Kapolres dan ternyata sudah disiapkan anjing pelacak untuk mempercepat proses identifikasi,” ungkapnya.

Menurut Khofifah, lokasi bencana memang cukup curam. Kondisi tebing mengharuskan untuk meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan.

“Utamanya alat berat dan juga dipersiapkan jalan-jalan atau akses lainnya, sehingga dapat mencapai titik tertentu agar dapat mencapai titik perkiraan korban,” terangnya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menuturkan bahwa Pemkab Nganjuk saat ini sudah memberikan edukasi kepada warganya untuk meningkatkan kewaspadaan. Itu penting dilakukan untuk mengantisipasi longsor susulan.

“Banyak warga telah diedukasi dan ditingkatkan kewaspadaannya jika sewaktu waktu terjadi intensitas hujan yang cukup tinggi,” jelasnya.

Tak hanya itu, adanya retakan tanah yang berpotensi terjadinya longsor harus diberi tanda atau warning. Termasuk mengajak warga mengambil langkah evakuasi diri.

“Kita tidak bisa menduga ternyata hujan intensitas tinggi terus mengguyur wilayah ini dan akhirnya terjadi longsor. Kita semua menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban meninggal dari bencana longsor ini. Kita doakan agar warga yang telah meninggal seluruh amalnya diterima oleh Allah SWT dan seluruh khilafnya diampuni. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, keihlasan dan ketabahan. Dan bagi yang sedang dirawat di rumah sakit semoga lekas sembuh,” imbuhnya.

Khofifah berharap, ke depan daerah yang berada di sekitar lempengan yang berpotensi kerentanan lahan longsor perlu diwaspadai. Mengingat ini lahan Perhutani maka saya minta Bupati Nganjuk dapat mengkordinasikan untuk menyiapkan relokasi lahan terdekat yang aman.

Bupati Nganjuk Novi Rahman mengatakan, sampai saat ini proses evakuasi terus dilakukan. Berdasarkan update Posko Lapangan warga yang menjadi korban sebanyak 21 orang.

Sampai saat ini, telah ditemukan 14 korban longsor. Dua orang ditemukan dalam keadaan selamat, sedangkan 12 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.

Dirinya berjanji, proses evakuasi korban akan terus dilakukan sampai 14 hari mendatang. Kemudian melakukan pembersihan puing-puing dan menyiapkan relokasi bagi masyarakat yang terdampak longsor.

Sementara itu, pada saat berinteraksi dengan masyarakat dan keluarga terdampak bencana longsor, Khofifah sapaan akrabnya menyampaikan terimakasih kepada relawan yang telah membantu proses evakuasi, pengungsian, logistik serta dapur umum. Khofifah juga mengajak semua masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar utamanya meminimalisir bencana longsor lainnya.

Pasalnya musibah bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi memiliki kesamaan akibat dari lemahnya perhatian terhadap lingkungan.

Khofifah mengungkapkan bahwa bencana alam yang terjadi di Gempol Pasuruan, Bandar Kedung Mulyo Jombang dan di Ngetos Nganjuk sama-sama ada kaitannya dengan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

“Ujian ini memang cara Allah untuk mengingatkan kita semua Ada tanah yang mungkin mulai rentan, ada sungai yang ternyata kasusnya sama, ada sampah yang nyumbat akhirnya mengakibatkan banjir,” kata Gubernur Khofifah.

Orang nomor satu di Jatim ini menekankan kepada masyarakat untuk lebih menjaga lingkungan sekitar. Karena setiap kepedulian atau abainya terhadap lingkungan akan berdampak pada kehidupan sekitar.

“Ayo kita lebih peduli dan perhatian terhadap lingkungan kita semua,” tutupnya. (Red).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait