SURABAYA, beritalima.com | Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak pengurus Yayasan Kanker Indonesia (YKI) khususnya cabang koordinator Jawa Timur untuk memaksimalkan upaya promotif dan preventif deteksi dini serta supportif – paliatif. Menurutnya hal tersebut akan berdampak signifikan pada peningkatan angka kesembuhan bagi penderita kanker terlebih kanker servik dan kanker payudara.
“Kita persambungkan dengan arahan Ketua Umum YKI pusat yang mengajak kita memaksimalkan deteksi dini promotif , deteksi dini preventif , ditambah supportif paliatif,” Kata Gubernur Khofifah pada pengukuhkan pengurus YKI cabang koordinator Jatim masa bakti tahun 2022-2027 di Gedung Negara Grahadi, Selasa (30/8) malam.
Pengurus YKI cabang koordinator Jawa Timur masa bakti tahun 2022-2027 dikukuhkan berdasarkan SK No. 114 SK Cabang V Tahun 2022 tanggal 12 Mei 2022 tentang pengukuhan Indonesia Jawa Timur masa bakti 2022-2027. Pengurus YKI cabang koordinator Jatim juga dikukuhkan secara virtual oleh Ketua Umum YKI Pusat Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FINASIM, FACP.
Pengukuhan tersebut dilakukan secara simbolis kepada 9 orang pengurus serta ditandai dengan penyematan pin oleh Gubernur Jawa Timur dan diikuti oleh 41 orang pengurus lainnya.
Gubernur Khofifah menjelaskan upaya promotif dan preventif deteksi dini dapat dengan menambah titik-titik pap smear dan mammografi. Caranya, lanjut Khofifah, dengan melibatkan banyak pihak. Termasuk sinergitas dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan organisasi – organisasi masyarakat yang memiliki rumah sakit dan klinik di berbagai daerah.
“Pap smear bisa makin diluaskan, di titik mana potensi kemungkinan terjadinya servik sesuai dengan data yang ada di Dinkes, kita bisa bangun sinergitas lebih kuat lagi untuk bisa memperbanyak pap smear,” jelasnya.
“Saya rasa kalau dua hal ini yang menjadi PR kita, dua hal ini bisa kita masifkan, Insya Allah hasilnya juga signifikan sebagaimana yang selama ini sudah dilaksanajan YKI Jatim periode sebelumnya,” imbuhnya.
Orang nomor satu di Jatim ini menilai perlu melibatkan beberapa ormas yang memiliki rumah sakit atau klinik dengan tujuan agar bisa melakukan berbagai program akseleratif. Berbagai upaya bisa dilakukan untuk memberikan kontribusi secara lebih signifikan terhadap penurunan kanker khususnya serviks dan kanker payudara.
“Jadi bisa dalam waktu singkat MoU dengan berbagai ormas yang memiliki rumah sakit dan klinik,”ucapnya.
Selain itu, gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga mengajak pengurus YKI cabang koordinator Jatim untuk mengintegrasikan program-program ini dengan para penyuluh. Caranya dengan memberikan panduan-panduan secara manual dengan format yang sederhana seperti video dengan durasi singkat. Sehingga masyarakat juga akan lebih mudah mengakses dan memahami.
“Jadi kalau sinergitas itu kita siapkan plan of actionnya, akan bisa lebih terukur lagi percepatan capaian yang bisa kita lakukan bersama,” jelasnya.
Mantan Menteri Sosial RI ini juga menyampaikan bahwa tidak dapat dipungkiri letak Indonesia di daerah tropis juga memberikan pengaruh terhadap pola hidup bersih harus selalu dijalankan.
“Artinya PHBS pola hidup bersih dan sehat juga harus berseiring, oleh karena itu pendekatan memang harus secara komprehensif,” tuturnya.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga menuturkan bahwa program – program paliatif juga bisa dilakukan secara komprehensif dan di banyak titik sebagai bentuk support kepada mereka.
“Yang bisa kita lakukan sesungguhnya cukup banyak, energi kita memungkinkan untuk bisa menyiapkan program-program paliatif,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum YKI Pusat Prof. Dr.dr Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan Indonesia memiliki tugas untuk menurunkan angka kanker sampai 30% di 2030. Sementara di Indonesia, 70% pasien kanker datang sudah pada stadium 3 dan 4. Oleh karenanya ia menyebut bahwa promotif deteksi dini pada hakekatnya merupakan tugas utama bersama.
“Deteksi dini itu menjadi prioritas menjadi tugas dari kementerian kesehatan dan masyarakat, selama ini kita lebih banyak pada hal – hal yang kuratif,” kata Prof. Aru.
Senada dengan pesan Ketua YKI pusat, Ketua YKI Jawa Timur Dr. dr. Joni Wahyuhadi, SpBS (K) melaporkan bahwa banyak sekali penderita kanker yang datang ke rumah sakit sudah dalam stadium akhir. Sehingga upaya untuk memaksimalkan kesembuhan menjadi lebih kecil. Oleh sebab itu ia bertekad akan banyak melakukan upaya preventif dengan cara sosialisasi deteksi dini yang lebih masif dengan melibatkan media massa ataupun sosialisasi oleh organisasi-organisasi masyarakat.
“Salah satu target Kami nanti bagaimana kanker payudara ini bisa terdeteksi lebih dini jumlah angka kesembuhannya menjadi lebih banyak,” Kata Joni Wahyuhadi.
Turut hadir Rektor Unair, Ketua YKI pusat, Ka. Dinkes Prov. Jatim, Ka. Dinsos Prov. Jatim, Ka. DP3AK Prov. Jatim, Ka. Disdik Prov. Jatim, Dirut. RSUD dr. Soetomo Surabaya, Dir. RSU Haji Surabaya, Dir. RSUD Soedono Madiun, Dir. RSJ Menur, Karo Kesra Setda Prov. Jatim. Juga Dekan Fakultas Kedokteran Unair, Para Pengurus YKI Jawa Timur, TP PKK Prov. Jatim, Ka. Dinkes Kota Surabaya, Ka. Disdik Kota Surabaya, dan DWP Prov. Jatim. (*)