SURABAYA, beritalima.com | Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa secara resmi menyerahkan zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jum’at (15/4) sore.
Tak sendiri, penyerahan zakat juga dilakukan Gubernur Khofifah secara kompak bersama jajaran pejabat di lingkungan Pemprov Jatim. Mulai Pj Sekdaprov Jatim, para Kepala OPD, para Direktur BUMD, pimpinan instansi vertikal di Jatim, serta perwakilan perusahaan dan organisasi masyarakat yang ada di Jatim.
Pembayaran zakat ini dilakukan di loket-loket yang telah disediakan oleh Baznas. Pembayaran zakat ini selain bisa dilakukan secara tunai, juga bisa dilakukan melalui pembayaran non tunai atau QRIS.
Usai menyerahkan zakat, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam bila hartanya sudah mencapai Nisab dan Haulnya. Apalagi, membayar zakat memang merupakan kewajiban umat Islam jika sudah mencapai haul dan nisob nya.
“Seperti dalam Surat Al Baqarah ayat 43, bahwa antara kewajiban salat dan kewajiban menunaikan zakat ini saling berseiring. Juga iman dan amal saleh. Oleh karena itu sekarang kita berkumpul di sini adalah dalam rangka menyampaikan kewajiban kita menunaikan zakat,” kata orang nomor satu di Jatim ini.
Khofifah juga turut mengimbau para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang beragama Islam baik di lingkungan Pemprov Jatim maupun pemerintah kab/kota untuk bisa segera menunaikan zakat. Yakni melalui badan amil zakat atau lembaga penyalur zakat yang resmi, salah satunya Baznas.
“Hal ini agar penyaluran zakat benar-benar tepat sasaran dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Serta bisa ditasarufkan atau disalurkan bagi masyarakat sesuai dengan delapan golongan penerima zakat,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, saat ini Baznas baik pusat maupun Jatim sedang mengembangkan zakat produktif. Zakat produktif ini juga telah disalurkan kepada para pelaku usaha mikro dan ultra mikro di berbagai kabupaten/kota di Jatim.
“Selain zakat produktif bagi pelaku usaha ultra mikro, juga ada training terutama bagi para pelaku usaha yang baru. Sehingga kalau ada UMKM naik kelas maka SDM-nya juga harus disiapkan melalui berbagai pelatihan. Kami harap zakat produktif bisa meneteskan kesejahteraan bagi sesama pelaku usaha mikro dan ultra mikro,” katanya.
Selain zakat produktif, Baznas juga memiliki beberapa program seperti SKSS (Satu Keluarga Satu Sarjana). Dimana program ini memberikan beasiswa bagi masyarakat yang kurang mampu.
“Ini adalah harapan baru bagi warga yang tadinya tidak berpengharapan bisa melanjutkan kuliah dengan mendapatkan besasiswa maka mereka bisa melanjutkan kuliah. Harapannya ini tentu diharapkan akan bisa memutus mata rantai kemiskinan di keluarga masing-masing sekaligus secara strategis meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Jatim,” kata Khofifah.
Tidak hanya itu, Khofifah juga menyampaikan terima kasih kepada Baznas Jawa Timur yang sudah melakukan banyak hal untuk bisa meneruskan zakat yang sudah dikumpulkan oleh para Muzakki atau orang yang membayar zakat kepada para Mustahiq atau mereka yang berhak menerima zakat.
“Biasanya ketika seminar atau diskusi maksimalisasi zakat, yang lebih banyak datang adalah penerima zakatnya atau mustahik, tapi kali ini justru yang hadir adalah para muzakki . Mudah-mudahan ini bisa memberikan manfaat keberkahan kita semua, umur kita Barokah, rezeki kita Barokah, Jawa Timur Barokah dan mudah-mudahan Indonesia Barokah,” katanya.
Sementara itu Pimpinan Baznas RI Wilayah Jatim Kol (Purn). Nur Chamdani mengatakan bahwa penyerahan zakat ini diawali oleh Gerakan Cinta Zakat yang dimulai oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara (12/4) lalu.
Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi sekaligus mengimbau kepada pejabat negara, para menteri, BUMN maupun swasta untuk menyerahkan zakat melalui Baznas.
“Karena dengan diserahkan kepada Baznas, maka akan dikelola secara profesional penuh dengan Amanah. Kemudian sekaligus juga pada sore hari ini sebagai langkah literasi atau sosialisasi karena sampai sekarang ini masih ada yang beranggapan bahwa Baznas itu seperti ormas atau LSM,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Baznas Jatim KH M Roziqi mengatakan bahwasanya potensi zakat se Jatim kurang lebih Rp 487 miliar dalam kurun waktu setahun. Zakat ini terdiri dari ASN yang jumlahnya 458.197 orang dan juga perusahaan-perusahaan daerah/BUMD.
Namun, lanjutnya, zakat, infaq dan sodaqoh yang berhasil dikumpulkan Baznas provinsi maupun Baznas kab/kota di Jatim pada tahun 2021 mencapai Rp 122 miliar atau baru 25%.
Kemudian target pengumpulan untuk zakat, infaq dan shodaqoh Baznas Jawa Timur diharapkan bisa mencapai Rp 188 miliar dalam 1 tahun, atau naik 38,5 persen.
“Kemudian potensi capaian khusus untuk Baznas provinsi Jawa Timur dengan jumlah ASN yang beragama Islam sekitar 30 ribu maka diperkirakan minimal kita bisa mendapatkan Rp. 87 miliar selama 1 tahun dan bahkan bisa ditambah dengan perusahaan-perusahaan daerah yang lain,” katanya.
“Selanjutnya hasil pengumpulan zakat infaq shodaqoh Baznas Jawa Timur tahun 2021 mencapai Rp 19 miliar dan selanjutnya, target Tahun 2022 kami berharap zakat di Jatim bisa mencapai Rp 31 miliar,” pungkasnya.
Dalam kesempatan ini Gubernur Khofifah turut menyerahkan secara simbolis bantuan Program Pemberdayaan Masyarakat dari Baznas.
Diantaranya Beasiswa SKSS (Satu Keluarga Satu Sarjana) sebesar Rp 2 juta/semester, Beasiswa SLTA sebesar Rp. 1 juta/tahun, dan Bantuan dhuafa fakir setiap bulan sebesar Rp. 600 ribu/bulan. Serta Bantuan modal usaha sebesar Rp. 2.500.000.
(red)