SSURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menginginkan Pemerintah Prancis membantu penguatan sekolah kejuruan khususnya di bidang fashion. Hal ini penting dilakukan agara lulusan sekolah kejuruan fashion bisa langsung diterima oleh perusahaan garment.
“Bagi masyarkat dunia identifikasi Prancis seringkali identik dengan fashion, oleh sebab itu kami ingin mendapat pengetahuan terkait perkembangan fashionnya,” tukas Khofifah sapaan lekat Gubernur Jatim saat menerima audiensi Wakil Duta Besar Prancis Charles Henri Brosseau di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis(21/03).
Gubernur Khofifah mengharapkan, guru-guru di Jatim bisa ditraining khususnya di bidang fashion dan perhotelan oleh tutor profesional dari Prancis, sehingga guru-guru itu bisa memiliki kemampuan desain yang kreatif dan imajinatif. “Di jatim ada produksi tenun ATBM, dan variannya mulai dari batik hingga bordir. Hal ini harus terus diupdate agar mereka bisa berinovasi lebih,” ujarnya.
Selain di bidang sekolah kejuruan, Gubernur Khofifah juga meminta bantuan kepada Pemerintah Prancis terkait pengelolaan museum. Menurutnya, Prancis telah berhasil menjadikan museum menjadi tempat pembelajaran dan daya tarik wisata tersendiri.
“Di Prancis orang sampe mau indent tiket berbulan-bulan untuk bisa berkunjung ke sebuah museum. Ini membuktikan bahwa museum telah menjadi magnet luar biasa bagi masyrakat Prancis bahkan dunia,” ungkap Gubernur perempuan pertama di Jatim ini sembari mengimbuhkan bahwa ilmu manajemen dan promosinya harusnya juga bisa diterapkan di Indonesia terutama Jatim.
Di akhir pertemuan, Gubernur Khofifah berharap hubungan bilateral antara Indonesia khususnya Jatim dengan Prancis akan semakin baik. Hal itu juga ditunjang dengan makin banyaknya investasi yang dilakukan Prancis di Jatim. “Saya berharap investasi Prancis banyak dilakukan di Jatim di segala bidang, antara lain di sektor industri, pendidikan hingga transportasi,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Prancis Charles Henri Brosseau menyambut tawaran yang disampaikan Gubernur Khofifah. Bahkan, pihaknya akan mendatangkan expertise sesuai yang dibutuhkan oleh Jatim. Namun demikian, nantinya kerjasama akan dilakukan secara bertahap sesuai prioritas kebutuhan yang ada. “Di bidang fashion misalnya kami akan menghadirkan tenaga ahli, dan dalam implementasinya produknya bisa saling dikolaborasikan,” jelasnya.
Charles menambahkan, kerjasama-kerjasama lainnya akan ditawarkan lebih detail baik di bidang pendidikan maupun ekonomi dengan mempertimbangkan potensi Jatim yang luar biasa. Bahkan, di bidang pendidikan Pemerintah Prancis tidak memberi batasan kuota bagi mahasiswa Indonesia yang ingin kuliah di Prancis. “Semoga hubungan Prancis dan Indonesia utamanya Jatim bisa terus kita tingkatkan, dan makin banyak kerjasama yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jatim,” ujarnya.
Turut mendampingi pada kegiatan ini, antara lain Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, perwakilan Kedubes Prancis di Indonesia serta beberapa kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim. (rrr)