Gubernur Salurkan 4.800 Unit, Entram Alat Rapid Test Produksi NTB Untuk Indonesia

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Gebernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr H Zulkieflimansyah menyalurkan sedikitnya 4.800 unit alat rapid antigen Covid-19 buatan lokal atau produksi NTB kepada 10 kabupaten/kota yang ada provinsi Kepulauan itu.

Alat rapid test antigen yang dinamai Entram itu diserahkan secara simbolis melalui daring oleh Zulkieflimansyah di STI Park Banyumulek, Senin (10/05). Masing-masing kabupaten/kota mendapatkan 480 unit Entram.

Gubernur yang akrab disapa Zul ini dalam keterangan pers yang diterima awak media, Senin (10/5) mengatakan, Entram adalah produk teknologi tinggi. Keyakinannya tentang potensi masyarakat NTB akhirnya dibuktikan dengan berhasil diciptakannya Rapid Test Antigen Entram ini.

Ini sekaligus membuktikan program industrialisasi yang sedang berjalan ternyata tidak hanya memberikan dorongan terhadap lahirnya inovasi pada bidang industri olahan dan permesinan. Namun, pada sektor kesehatan, NTB juga mampu membuktikan industrialisasi telah berkembang disegala bidang.

Bahkan Zulkieflimansyah yakin, bila diberi kesempatan dan sumber daya, NTB mampu membuat vaksin dan alat kesehatan lainnya. “Jangankan mesin-mesin sederhana, alat rapid test antigen pun bisa diproduksi anak-anak NTB,” ucap dia.

Lebih lanjut, Bang Zul, sapaan akrab Zulkieflimansyah menginginkan agar alat Rapid Test Antigen Entram ini dapat diproduksi lebih banyak lagi, serta mendorong agar kabupaten/kota mulai menggunakan serta bangga dan cinta terhadap berbagai buatan produk lokal.

Ia juga berharap kedepan kapasitas produksi Entram bisa lebih diperbesar untuk memenuhi kebutuhan rapid test antigen di Indonesia. “Rapid test Entram ini selain murah tapi berkualitas tidak kalah dengan produk luar negeri,” ujar Zul.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, L Hamzi Fikri mengatakan, Laboratorium Hepatika daerah itu yang memproduksi Entram ini sudah mengantongi izin edar dan saat ini didorong untuk didaftarkan dalam e-katalog. “Kemampuan produksinya baru 50 ribu per bulan. Sekarang ini tersisa stok sepuluh ribu dari yang diproduksi 60 ribu tahun ini,” jelas Fikri.

Kepala Laboratorium Hepatika Bumi Gora, Prof Dr Mulyanto mengatakan, produk karya NTB ini telah melalui proses seperti validasi dan uji lainnya. Untuk menguji akurasinya, alat ini sudah dibandingkan dengan alat rapid test komersil lainnya, dengan hasil akurasi yang sangat baik.

Bahkan, sensivitas alat ini lebih baik dari salah satu alat tes cepat yang beredar dipasaran. Akurasi alat ini sensivitasnya sekitar 91 persen, dengan spesifitasnya sekitar 96 persen. Artinya, dapat mendeteksi paling tidak dari 100 pasien positif, sejumlah 91 orang yang dapat dideteksi dengan produk ini.

Kalau tidak dapat dideteksi dengan alat ini, artinya jumlah virusnya sangat rendah dan tidak menular. Dibanding dengan produk lain ada yang sensivitasnya 80 persen. Produk ini juga merupakan hasil dari uji coba dengan dua produk alat komersial sebagai pembanding.

“Namun lebih bagus kita. Selain itu juga, alat ini tergolong murah dan dapat langsung mendapatkan hasil sekitar 15 menit,” demikian Prof Dr Mulyanto. (akhir)

 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait