Gubernur Viktor Panen Jagung Program TJPS di Desa Manusak

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan panen jagung program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Desa Manusak, kabupaten Kupang, Jumat (5/11/2021).

Pada kesempatan itu, Gubernur mengungkapkan kegiatan TJPS juga untuk membantu penanganan kemiskinan di NTT.

“Ini tugas kita untuk juga dalam penanganan kemiskinan ekstrem di NTT sebagai tugas kita sesuai amanat juga dari Bapak Presiden dalam mengatasi masalah kemiskinan. Lahan 800 hektar disini ini harus dipakai untuk tanam. Ini juga bukti terima kasih pada Bapak Presiden dimana bendungan raknamo yang dibangun itu berguna untuk masyarakat.
Terima kasih jajaran TNI yang sudah membantu masyarakat disini,” ungkapnya.

Dalam kegiatan panen tersebut, Kepala Dinas Pertanian NTT Lecky Koli menjelaskan program TJPS di wilayah tersebut diusahakan untuk bisa 3 kali panen dan produksi panen diharapkan bisa mencapai tujuh per hektar.

Usai memanen jagung di Desa Manusak, selanjutnya Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersama rombongan melakukan kunjungan kerja di Besipae, kabupaten Timor Tenga Selatan (TTS).

Dalam kunjungan kerja kali ini adalah terkait dengan Pengembangan Hutan Energi Berbasis Masyarakat.

Gubernur mengatakan pembangunan yang dikerjakan oleh pemerintah provinsi harus dengan sinergi yang benar bersama pemerintah kabupaten, serta pihak perguruan tinggi, dunia usaha serta dengan pemberdayaan masyarakat.

“Keterlibatan Pemprov NTT, Pemkab TTS, Perguruan Tinggi dalam hal ini Universitas Nusa Cendana (Undana) melalui risetnya, juga masyarakat dan dunia usaha pasti berhasil dalam pembangunan melalui sinergi yang benar. Bersama Bapak Bupati TTS juga dengan kepemimpinan yang baik ini sering turun ke desa-desa tentunya kita butuh pemimpin seperti ini sehingga bisa bersama masyarakat dalam program kerja untuk menumbuhkan ekonomi dalam menangani masalah kemiskinan,” ujar beliau.

“Kita menanam lamtoro keramba dan kaliandra disini yang nanti dipakai untuk pakan ternak dan juga energi terbarukan.
Jadi dulunya daunnya untuk makanan sapi dan kayunya dibuang sekarang kayu dan rantingnya juga bisa dipakai untuk kebutuhan ekonomis,” jelas Gubernur.

Gubernur juga menjelaskan pentingnya sinergitas dan kolaborasi antar sektor diantaranya pertanian untuk energi, peternakan, kehutanan dan pariwisata.

“Bersama Pemprov NTT serta Pemkab TTS dan juga Undana agar ada pendampingan dan pemberdayaan masyarakat yang baik dalam pengembangan lamtoro serta kaliandra. Itu kita sinergikan dengan peternakan sapi-sapi. Dari sini masyarakat juga akan belajar bagaimana peternakan sapi yang hebat hingga pembuatan susu sapi. Kita harapkan pulau timor akan menjadi sumber protein untuk dikirim ke seluruh Indonesia,” kata Gubernur.

“Kita harapkan pembangunan dikawasan Besipae akan terus berjalan baik. Meskipun dalam pembangunan itu ada pro dan kontra tapi harus tetap dilakukan karena kita yakini yang kita kerjakan ini berguna untuk banyak orang dan manfaatnya juga besar bagi anak dan cucu kita,” tambah Gubernur.

Sementara itu, Bupati TTS, Egusem Piether Tahun memberi apresiasi kepada Pemprov NTT dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur serta Universitas Nusa Cendana terkait dengan pengembangan kawasan Besipae.

“Terima kasih kepada Bapak Gubernur juga Wakil Gubernur bersama para jajaran, serta Undana yang sudah memilih Kawasan Besipae sebagai Pengembangan Hutan Energi Berbasis Masyarakat. Program ini sangat bagus dan harus tetap kita dukung.
Kalau programnya jalan baik tempat Ini bisa jadi tempat wisata dan bisa tumbuhkan ekonomi. Terima kasih juga untuk Undana yang perhatikan serius potensi tempat ini,” ujar Bupati Egusem.

Sementara itu, Rektor Undana Prof. Fredriek Benu menjelaskan, luas kawasan Pengembangan Hutan Energi Berbasis Masyarakat 3.780 hektar.

“Didalam kawasan pengembangan hutan energi berbasis masyarakat ini ada kawasan untuk Konservasi, peternakan, kehutanan yang terintegrasi bersama pertanian dan peternakan. Program ini harus turut melibatkan masyarakat. Ada sejumlah spot yang menjadi keterlibatan aktif masyarakat untuk menanam seluruh tanaman yang sekaligus sebagai makanan ternak.
Kami sudah bagi dengan 4 kelompok masyarakat,” ujarnya.

“Ada beberapa tanaman untuk pakan ternak diantaranya lamtoro keramba dan kaliandra. Tentunya disitu juga digabungkan dengan sistem alekroping dengan tanaman pangan baik kacang hijau atau jagung,” tambah dia.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penanaman anakan pohon kaliandra dan penanaman lamtoro teramba. (*/L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait