Gunakan Prokes 3M, MCC Berikan Pelatihan Ecoprint pada Santri di Pamekasan

  • Whatsapp
Pakai Metode Prokes M3, MCC Ketika Proses pembersihan daun ecoprint yang telah selesai dikukus untuk kemudian diproses ke tahap selanjutnya. [Reporter Andy.k]

PAMEKASAN, Beritalima.com|Ada banyak cara untuk produktif di masa pandemi COVID-19, salah satunya seperti yang dilakukan Muslimah Craft Centre (MCC) Pamekasan. MCC yang beranggotakan lima orang tersebut sering membuat karya dan memberdayakan masyarakat melalui pelatihan ecoprint atau teknik memberi pola pada kain menggunakan bahan alami.

Kali ini, MCC Pamekasan memberikan pelatihan ecoprint kepada santriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Asy-Syafi`iyah, Desa Tamberu Timur, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan.

Bacaan Lainnya

Ketua MCC Pamekasan, Rifkiyatul Muharrom mengatakan, pelatihan ecoprint ini hanya diikuti 20 santriwati Ponpes Asy-Syafi`iyah, mengingat karena masih di tengah Pandemi COVID-19 maka peserta harus dibatasi untuk mengantisipasi kerumunan agar tetap menjaga jarak.

“Selain membatasi peserta untuk menjaga jarak, kami juga mewajibkan santriwati untuk mencuci tangan dan memakai masker, 3M,” katanya pertelpon, Minggu (13/12/2020).

Dijelaskan, ecoprint merupakan teknik memberi pola pada bahan atau kain menggunakan bahan alam seperti daun dan bunga.

“Bahkan, hasil pewarnaan daripada ecoprint tidak kalah kualitasnya dari bahan pewarna lainnya. Untuk hasil cetakan motivnya pun alami, karena kita menggunakan dedaunan dan bunga,” ungkapnya.

“Beberapa diantaranya, daun jarak kepyar, daun jarak ulung, daun Lanang, daun kenari, daun alpukat, daun pepaya Jepang. Kemudian daun jati, daun Mindi, bunga Kamboja, bunga Krisan, serta bunga Kenikir,” ucapnya.

Untuk teknik pewarnaan pada pelatihan ini memanfaatkan bahan-bahan alami dari tumbuhan seperti kayu secang, kayu teggeran, mahoni, dan kayu tingi. “Kemudian biji jolawe, kunyit, dan jauh mangrove,” kata Rifkiyatul Muharrom yang akrab disapa Rifki itu.

Dalam pelatihan itu, para santri diajarkan tentang teknik pembuatan pola dan memberi warna pada sebuah kain menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan.

“Kami memberikan keleluasaan bagi mereka untuk menentukan bahan pewarna alami apa yang ingin mereka gunakan,” ungkap mantan KOHATI Cabang Pamekasan itu.

Hal itu dilakukan supaya para peserta lebih mengenal daun, bunga dan bagian tumbuhan yang bisa mengeluarkan warna, yang kesemuanya merupakan komposisi daripada tekni dasar ecoprint.

“Selain juga untuk dapat mengkomunikasikan daun, serta mengetahui logika lipatan kain. Sembari kami memberikan pengarahan dari awal hingga proses finishing pembuatan ecoprint tersebut,” imbuhnya menjelaskan.

Ia mengatakan pelatihan saat ini membuat motif pada kerudung dengan teknik ecoprint. Langkah pertama, menyediakan kerudung polos, menaruh daun di atas jilbab untuk pembuatan motif, lalu dibalut dengan kain lagi untuk pewarnaan, setelah itu digulung, dan dikukus untuk pewarnaan yang sempurna.

“Kain ecoprint ini selain ramah lingkungan, harganya pun cukup mahal. Dan ini bisa menambah pendapatan jika berniat untuk diperjualbelikan,” ungkapnya.

Terpisah, Pengasuh Ponpes As-Syafi`iyah, Tamberu Timur, Ny Hafsah mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para santri. Jadi santri tidak hanya belajar kitab, dan pelajaran lainnya, melainkan juga mengasah kemampuan personaliti mereka dengan adanya pelatihan ini.

“Sehingga, ketika mereka menyelesaikan pendidikan di pondok, mereka bisa langsung terjun dan mempraktekkan keilmuan mereka melalui bekal pelatihan ecoprint ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, pihaknya memastikan, pelatihan ini akan terus berlanjut untuk lebih mematangkan para santri agar benar-benar mampu memproduksi ecoprint.

“Dengan begitu, kemandirian meraka akan terpupuk dengan sendirinya. Dan yang pasti, mereka punya bekal yang mumpuni untuk terjun di dunia wirausaha lewat ecoprint,” tandasnya.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait