Gus Ipul Apresiasi Masyarakat Banyuwangi Yang Dukung Daerah

  • Whatsapp
Menteri Pariwisata RI Dr. Ir. Arief Yahya M. Sc, Wakik Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Bupati Banyuwangi H. Abdullah Arwar Anas M. Si berfoto bersama para penari Gandrung Sewu Layar Kemendung

Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf mengungkapkan perasaan bangganya dan memberikan apresiasi kepada masyarakat Banyuwangi yang telah mendukung dengan sepenuh hati sepak terjang Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam melaksanakan pembangunan guna terwujudnya percepatan pencapaian kesejahteraan masyarakat.

Dukungan tersebut diberikan untuk kemajuan seluruh bidang pembangunan. Yakni di bidang perbaikan infrastruktur, Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM), serta pelestarian pengembangan budaya lokal. Wagub Saifullah Yusuf pun mengapresiasi keterlibatan para generasi muda milenial asal Banyuwangi yang terlibat dalam memajukan sektor pariwisata lewat dunia digital.

“Saya merasakan begitu cepat kemajuan Kabupaten Banyuwangi dalam sepuluh tahun terakhir. Yang dulu terkenal akan dunia santetnya, tetapi saat ini sudah dikenal di tingkat nasional maupun dunia sebagai daerah tujuan wisata,” ujar Wagub Jatim Saifullah Yusuf yang didampingi Istri Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf saat menghadiri Festival Gandrung Sewu, di Marina Boom Banyuwangi, Sabtu (20/10).

Wagub Jatim yang disapa Gus Ipul ini menyampaikan rasa bangganya terhadap kemajuan Banyuwangi yaitu dengan telah beroperasinya lapangan terbang (Lapter) Belimbingsari yang menjadi lapter satu-satunya yang berada di tengah sawah. Konsep yang dikembangkan Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas tidak menginginkan di sekeliling lapter tumbuh bangunan-bangunan komersial menjadi kebanggaan lokal yang perlu diapresiasi.

“Banyak sekali keistimewaan yang telah diraih oleh Kabupaten Banyuwangi, mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Jawa Timur khususnya dan nasional pada umumnya agar masyarakat lebih sejahtera,” harap Gus Ipul.

Sekata dengan Gus Ipul, Menteri Pariwisata RI, Dr. Ir. Arief Yahya, MSi juga mengapresiasi masyarakat Banyuwangi yang ikut mendukung seluruh kegiatan yang dilaksanakan pemerintah untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan.

Menurutnya, hal tersebut dapat tergambar dengan berlangsungnya Festival Gandrung Sewu yang didukung oleh 1.301 orang, terdiri dari penari, pelaku fragmen drama tari dan pemusik. “Festival Gandrung Sewu tidak akan dapat terlaksana apabila tidak didukung oleh akar budaya yang kuat dari masyarakat,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah di tahun 2018, Kabupaten Banyuwangi masuk dalam daftar Top 100 Kalender Wonder Events Visit Wonderful Indonesia 2018. Dimana agenda tersebut merupakan event 100 kegiatan besar yang berlangsung di berbagai pelosok Indonesia sepanjang tahun 2018.

Untuk masuk dalam kalender tersebut, menurut Menpar RI harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain didukung oleh lebih dari 1.000 sampai 1.200 personil, indah untuk difoto, mempunyai nilai budaya dan mempunyai nilai komersial tinggi.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas menyampaikan bahwa di tahun 2018 terdapat 77 event besar yang diadakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Seluruh penyelenggaraannya dikerjakan dengan memberdayakan seluruh masyarakat dan Aparat Sipil Negara (ASN).

Selama ini, sebut Azwar Anas, Pemkab Banyuwangi sangat memperhatikan akan keberadaan budaya-budaya lokal dengan cara terus memelihara, melestarikan dan mengembangkan agar tidak punah.

Dicontohkan, pelaksanaan Festival Gandrung Sewu merupakan salah satu upaya agar keberadaanya tidak punah, dengan cara mengikutsertakan seluruh masyarakat dalam pelaksanaannya agar merasakan ikut memiliki tari tradisional tersebut dan ikut menjaga keberadaannya. “Mulai dari siswa sekolah, orang tua murid dilibatkan dengan sistem swadana,” jelasnya.

Untuk itu Bupati Azwar Anas menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat atas dukungannya hingga Festival Gandrung Sewu dapat berjalan dengan sukses.

Perhelatan Festival Gandrung Sewu setiap tahun mengusung tema yang berlainan. Untuk tahun 2018 mengusung tema Layar Kemendung yang menceriterakan Upaya Bupati Banyuwangi Pertama RM Alit, menentang keberadaan VOC, walaupun pada akhirnya gugur dalam ekspedisi layar, tetapi telah dikenang dalam sejarah karena merupakan bupati termuda dan mampu memperbaiki kondisi Banyuwangi dari jajahan Belanda. (rr).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *