Gus Ipul Impikan Terbentuknya Pendidikan Karakter di Zaman Modern

  • Whatsapp
Wakil Gubernur Prov Jatim Disambut Hangat Kedatangannya Oleh Ketua Pimpinan Wilayah Jamiyatul Quran NU Di Acara Konferensi Wilayah Di Sukorejo Gresik

GRESIK, beritalima.com – Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf memimpikan terbentuknya pendidikan karakter di zaman modern, seperti proses pendidikan pada zaman dahulu.

Impian tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf saat memberikan arahan pada Kongres Wilayah Jamiyatul Qurra’ Wal Huffazh di Ponpes Nurul Qur’an, Bungah, Kab. Gresik, Minggu (12/3).
Ia mengatakan, bahwa impian yang dimaksud adalah menyelaraskan pendidikan formal, informal hingga pendidikan non formal sampai terbentuknya pendidikan karakter bagi generasi muda.

Dijelaskannya, pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh dari bangku sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi yang masuk dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Sementara, pendidikan informal terjadi dalam lingkungan keluarga. Proses interaksi yang dilakukan antara orang tua dengan anak harus dibentuk karakternya agar terjadi interaksi positif. Sedangkan, pendidikan non formal terjadi antara sekolah dan rumah.

“Disinilah, saya memimpikan pendidikan karakter dapat terjadi seperti zaman kita sekolah dahulu. Anak memiliki etika dan moral serta memiliki ilmu agama yang cukup,” ungkapnya.

Gus Ipul sepakat bahwa proses pendidikan yang dilakukan pada zaman dahulu menempatkan pendidikan formal dilakukan mulai dari pukul 07.00-12.00. Kemudian dilanjutkan menerapkan pendidikan non formal dengan berinteraksi keluarga yang dilakukan antara orang tua dan anak.

Pada sore harinya, anak diajarkan mengaji dirumah, maupun belajar ilmu agama di mushola maupun di masjid. “Inilah yang akan menjaga karakter anak kita dari kenakalan remaja. Saya berharap, pendidikan karakter seperti itu bisa diterapkan di zaman modern seperti sekarang,” ungkapnya.

Dihadapan guru-guru penghafal Al Quran, Gus Ipul meminta untuk terus bersabar. Pemprov Jatim terus menyusun regulasi agar guru guru ngaji mendapat insentif dari pemerintah, sama seperti guru Madrasah Diniyah (Madin).

“Hafidz-Hafidzah pada hakekatnya adalah seorang guru-guru yang memberikan ilmu pengetahuan dan agama kepada anak anak kita. Semoga kami yang ada dipemerintahan, bisa terus berjuang untuk memberikan kesejahteraan untuk semuanya,” tutupnya. (**).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *