Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), berkomitmen memperkuat pengerajin mebel di masa pemerintahannya jika kelak terpilih. Harapannya, Jawa Timur bisa menjadi pemain utama dalam pasar lokal maupun internasional.
“Jawa Timur memiliki potensi untuk mengembangkan sektor mebel. Saat ini sudah banyak pengerajin yang tembus ke pasar luar negeri. Di antaranya bahkan sampai di Amerika,” ujarnya saat mengunjungi PT Kurnia Anggun, Senin (19/3/2018).
Gus Ipul lantas mencontohkan PT Kurnia Anggun yang sukses memasarkan produknya sampai di Amerika.
Untuk diketahui, perusahaan asal Mojokerto yang sudah berdiri sejak 1986 ini sukses menembus ke pasar internasional untuk ekspor beberapa produknya.
“Padahal kita tahu bahwa menembus pasar ekspor itu tidak mudah. Perlu kualitas yang benar-benar teruji. Sehingga, ini pencapaian yang laik mendapatkan apresiasi,” ulas kandidat nomor urut dua ini.
Apalagi, prosentase produk mebel di Jatim menyumbang 52 persen untuk kebutuhan mebel nasional.
Meskipun demikian,pengerajin mebel di Jawa Timur tetap menghadapi banyak tantangan. Pertama, terkait regulasi impor yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.
“Regulasi ini keputusannya ada di Jakarta. Oleh karena itu, kami akan menjembatani agar aturan ekspor maupun impor itu bisa lebih leluasa,” jelasnya.
“Saat ini untuk ekspor ke luar pulau, kita surplus Rp100 triliun. Namun untuk ke luar negeri, kita masih defisit,” ujar Wakil Gubernur dua periode ini.
Kedua, terkait persaingan pasar. Saat ini, produk asal Jatim bersaing dengan produk dari negara lain, seperti Vietnam.
“Untuk menjawab tantangan ini, maka kita perlu meningkatkan kualitas produksi dan juga mengembangkan pasar,” kata kandidat nomor urut dua ini.
Nantinya, perluasan pasar bisa menyasar hingga ke eropa.
“Pasar konvensional saat ini kan seperti Amerika, Tiongkok, Jepang, Korea, hingga Eropa Barat. Nah, kita bisa mengembangkan ke negara lain,” ujarnya.
Ketiga, permasalahan daya saing juga bisa diatasi dengan peningkatan kwalitas SDM.
“Peningkatan SDM bisa dilakukan bisa melalui pelatihan, peningkatan disiplin, dan komitmen,” ulasnya.
Peningkatan pasar ekspor mebel akan sekaligus meningkatkan lapangan kerja di Jatim.
“Ini kan padat karya, kalau ini berkembang maka otomatis akan ikut membuka lapangan pekerjaan,” jelas Gus Ipul.
“Kalau regulasinya dibuka dan tidak mempersulit perusahaan, maka akan lebih banyak lagi order yang didapat. Sehingga, akan sekaligus berdampak positif terhadap penciptaan lapangan pekerjaan,” pungkasnya.
Pada kunjungannya di perusahaan mebel tersebut, Gus Ipul menyempatkan menyapa para pekerja. Gus Ipul bahkan sempat mencoba memahat beberapa kayu. (*)