Malang : Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi sentra tempe dan keripik tempe di kawasan Sanan, Purwantoro, Blimbing, Malang, Kamis 1 Maret 2018.
Di kampung Sanan, mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini meninjau sejumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Di Sanan saat ini terdapat 469 pengrajin keripik tempe yang tersebar di tiga RW.
Gus Ipul yang datang sekitar pukul 09.00 WIB langsung melihat satu persatu UKM di kawasan ini. Di tiap UKM, ia ikut melihat proses pembuatan keripik tempe.
Mulai dari pengolahan kedelai menjadi tempe. Serta, pengolahan tempe menjadi keripik tempe. Bahkan, Wakil Gubernur Jatim dua periode ini sempat ikut memotong tempe menjadi keripik tempe menggunakan pisau.
Usai meninjau para pengerajin, warga menyempatkan menggelar dialog dengan keponakan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur). Dari dialog ini terungkap beberapa masalah yang dihadapi industri rumahan.
Satu di antaranya adalah bahan baku. “Kami harapkan pemerintah kedepan bisa membantu ketersediaan bahan baku dengan harga terjangkau. Mulai dari kedelai, tepung beras, tepung tapioka, hingga minyak,” ujar Ivan Kuncoro, Ketua RW 15, Sanan.
“Serta, untuk tabung gas LPG melon (3 kg) jangan sampai dihilangkan di kabupaten Malang. Kami merasa perlu adanya intervensi pemerintah untuk menjaga keberadaan LPG,” ujarnya.
Pihaknya juga mendorong pemerintah ikut memperhatikan dalam pengembangan limbah industri rumahan ini. “Kami mohon untuk pengolahan limbah ini dikembangkan. Misalnya dengan melalui biogas, seperti halnya di tempat ini. Bisa dari bantuan teknologi, bimbingan, hingga pendanaan,” usulnya.
Menanggapi hal ini, Gus Ipul menegaskan komitmennya untuk memberikan perhatian kepada sektor ekonomi kecil. Di antarnya, dengan membantu ketersediaan bahan baku.
Misalnya terkait bahan baku utama, kedelai. Untuk menyediakan kedelai sesuai dengan kualitas yang diharapkan pengrajin, Gus Ipul akan menyiapkan beberapa cara.
“Kami sudah lama mendengar dan berdiskusi dengan dinas pertanian soal kedelai ini. Memang, selama ini pengerajin mengeluhkan kedelai lokal kurang besar, dan tidak lengket. Sehingga, pengerajin terpaksa menggunakan kedelai impor,” ujar Gus Ipul.
Padahal, untuk kebutuhan produksi, tiap hari sentra ini bisa menghabiskan 30 ton. “Sementara untuk satu kilogram kedelai impor seharga Rp7100. Jadi, setiap hari bisa 2 milyar hanya untuk bahannya saja,” urainya.
Oleh karenanya, Gus Ipul akan membantu pengerajin untuk mendapat kedelai impor dengan harga terbaik. Misalnya, mengupayakan pengerajin bisa mengimpor sendiri tanpa melalui pihak ketiga.
“Kami akan berdiskusi dengan pihak terkait untuk usulan pengerajin bisa impor sendiri. Nantinya, pengerajin bisa impor sendiri melalui koperasi,” jelasnya.
Selain itu, untuk mengurangi impor, pihaknya juga akan membudidayakan petani lokal untuk menanam kedelai kualitas impor. “Sebenarnya kami sudah pernah mencoba. Namun, hasilnya memang belum terlihat. Kami akan kembangkan kembali,” jelasnya.
Sementara untuk subsidi LPG, IKM akan didorong mendapat lebih banyak bantuan, dari yang awalnya 9 tabung tiap bulan menjadi 20 tiap bulan. “Kami akan menyesuaikan dengan kebutuhan industri. Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat,” jelasnya.
Sedangkan untuk bantuan permodalan, pihaknya berkomitmen untuk mengurangi bunga modal.”Kedepan, kami harap bunga pinjaman dari bank ini terus menurun. Bahkan, saya bercita-cita mendorong bunga di bawah lima persen,” pungkas cagub pasangan cawagub, Puti Guntur Soekarno ini. (*)