Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf meminta stasiun TV daerah untuk mengangkat potensi dan kearifan lokal dalam program-program siarannya. Hal ini dikarenakan kearifan lokal dan potensi daerah mampu diangkat menjadi berita atau tontonan yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat. Demikian disampaikannya saat menjadi salah satu pembicara dalam Focuss Group Discussion (FGD) Pengembangan Stasiun TV Daerah di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Rabu (26/4).
Menurut Gus Ipul-sapaan akrabnya, setiap daerah pasti memiliki kearifan lokal yang mengispirasi. Memang tidak semua kearifan lokal menginspirasi, ada juga yang membelenggu. Namun, kearifan lokal yang menginspirasi ini mampu menjadi nilai lebih bagi penontonnya. “Tontonan kalau sekedar tontonan dan tidak memahami daerah atau penontonnya maka kurang bermanfaat. Jadi tontonan juga harus punya tuntunan,” katanya.
Menurutnya, kearifan lokal harus mencari perspektif baru. Karena, kearifan lokal bisa menjadi inspirasi dalam mengambil keputusan. Ia juga mengusulkan stasiun TV membuat tayangan yang berisi laporan lengkap tentang pendidikan atau infrastruktur, seperti pengelolaan jalan. “Orang melihat pembangunan berhasil apa tidak itu dari apa yang ada di depan rumahnya. Misal jalan depan rumahnya baik, maka dia menganggap pembangunan berhasil, begitu sebaliknya,” katanya.
Untuk menghasilkan tontonan yang menarik dan bermanfaat, lanjutnya, stasiun TV harus cerdas mengambil angle atau sudut pandang. Misal stasiun TV bisa kerjasama dengan beberapa kabupaten di bidang pariwisata. Sehingga potensi daerah bisa diangkat ke nasional. “Disinilah diperlukan kecerdasan dalam mengambil angle yang berbeda. Ini menarik,” ungkapnya.
Ia menambahkan, strategi mengembangkan TV daerah ini menjadi sangat penting untuk mengakomodasi peristiwa-peristiwa di daerah yang mungkin tidak cukup kuat untuk diangkat secara nasional. Padahal peristiwa di daerah itu cukup penting bagi orang daerah karena unsur kedekatan maupun kepentingan daerah. Ruang untuk konten daerah ini menjadi sangat penting juga ketika dinamika daerah makin besar dengan adanya desentralisasi pemerintahan dan politik.
Keberadaan TV daerah ini, lanjutnya, juga bisa mengurangi sentralisasi dalam berbagai bidang kehidupan. Sebelum berkembangnya media di daerah, semua wacana publik lebih banyak terpusat, bahkan sangat berwarna Jakarta. Padahal, daerah memiliki kekuatan seperti kearifan lokal yang jarang terkespos ke media.
Saat ini, keberadaan TV daerah makin penting dalam memberitakan kekuatan daerah. “Sekarang kita lihat apa yang paling menarik di daerah agar bisa menjadi andalan dan perhatian publik atau stakeholder. Misal pariwisata, apa yang bisa diekspos sehingga mampu menarik wisatawan dan menaikkan industri kreatif maupun pendapatan masyarakat di daerahnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Metro TV, Don Bosco Selamun mengatakan, FGD ini bertujuan agar Metro TV mampu menjawab keinginan masyarakat atau penonton. Secara nasional, Surabaya adalah penonton Metro TV terbesar kedua di Indonesia. “Bagi kami penonton sangat penting. Ketika melayani penonton dengan baik maka akan menguntungkan secara sosial, politik dan bisnis. Kami ingin tetap menjadi bagian yang berbeda,” katanya.
Selain itu, melalui FGD ini diharapkan masyarakat mengetahui tolak ukur mana fakta dan perspektif yang sebenarnya. “Saat ini stasiun TV tidak bisa lagi mengklaim sebagai tempat pertama orang tahu berbagai hal. Ini karena eranya media sosial. Tetapi sekarang adalah pertarungan kecerdasan. Siapa yg cerdas dan orang akan memilih itu,” pungkasnya. (**)