JATIM, beritalima.com – Perkembangan jurnalisme yang semakin pesat mampu menjadikan semua orang bisa menjadi wartawan. Tidak hanya jurnalis asli, tetapi masyarakat umum bisa menjadi wartawan. Ini disebabkan karena kehadiran media sosial memudahkan masyarakat untuk menulis dan menyebarkan informasi.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf saat Workshop Redaksi Trans 7 “Eksis Jadi Jurnalis” di Gedung Serba Guna GEMA Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Jl. Ketintang Surabaya, Kamis (28/4).
Ia mengatakan, setiap orang bisa menjadi wartawan, menulis melalui media sosial. Jika tulisan memenuhi penulisan jurnalistik, maka bisa dimuat media mainstream seperti media cetak atau televisi lokal maupun nasional.
Menurutnya, perkembangan ini sebenarnya menarik karena setiap orang ingin mendapatkan informasi lebih cepat. Kecepatan itu bisa dipenuhi dengan melibatkan masyarakat. “Masyarakatlah yang menjadi wartawan. Begitu melihat kejadian, masyarakat langsung menulis berita. Kalau bisa dilakukan, masyarakat bisa bersinergi dengan pemilik media,” jelas Gus Ipul sapaan lekatnya.
Dijelaskannya, media sosial memang sangat mendukung dunia jurnalistik. Berdasarkan data, 21 persen dari pemasar menyatakan bahwa media sosial sudah menjadi lebih penting untuk perusahaan. Sekitar 74 persen semua pemasar mengatakan bahwa facebook sangat penting untuk strategi general. Sebanyak 56 persen orang Indonesia memiliki profil di situs jejaring sosial. Dan 22 persen orang Indonesia menggunakan situs jejaring sosial beberapa kali sehari.
Melihat peluang ini, kata Gus Ipul, Trans 7 mampu melibatkan mahasiswa dalam kejurnalistikan. Kegiatan workshop ini sangat menarik untuk diikuti mahasiswa. Membahas berbagai perkembangan jurnalistik yang ada di Indonesia, termasuk berkembangnya penggunaan media sosial dalam dunia jurnalistik. Perkembangan ini perlu dipahami mahasiswa.
“Ini penting bagi mahasiswa untuk membangun relasi. Jadi sekarang yang individual harus berubah menjadi sosial. Jangan sampai perkembangan media sosial menjadikan individual. Yang individual itu yang membuat ketertinggalan,” harapnya.
Ia mengingatkan kepada para mahasiswa yang ingin berkontribusi dalam penulisan jurnalistik tetap mengingat kode etik. Menulis dengan jujur tanpa diumbui dalam setiap penulisannya. Manfaatkan media sosial dalam meningkatkan kapasitas dalam dunia jurnalistik.
Workshop Redaksi Eksis Jadi Jurnalis merupakan hasil kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya dan Trans 7. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari yakni 28-29 April 2016 berupa Seminar dan Workshop. Berbagai narasumber dihadirkan seperti Pemimpin Redaksi Trans 7 dan Dirut CNN Indonesia Titin Rosmasari, Ketua KPID Jatim Redi Panuju, Pemimpin Redaksi Harian Surya (Tribun Jawa Timur) Febby Mahendra Putra, dan Direktur Radio Suara Surabaya Errol Jonathans.
Workshop Redaksi TRANS7 di tahun 2016, hadir dengan konsep yang sedikit berbeda. Selain dapat belajar dan terjun langsung dalam meliput berita, peserta mendapatkan kiat-kiat langsung dan melakukan tanya jawab dari para ahli di bidangnya. (**)