SIDOARJO, beritalima.com – Sholawatan yang sering diadakan di Jawa Timur ikut menjaga kondisi Jatim tetap adem. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf saat menghadiri Haul dan Haflah Pesantren Progresif Bumi Sholawat di Sidoarjo, Senin (22/5) malam.
Ia mengatakan, untuk menjaga agar kondisi Jatim tetap aman dan nyaman dalam bingkai NKRI dibutuhkan kekompakan dan kebersamaan. Untuk itu, kondisi Jatim yang aman, nyaman, dan adem ini harus terus dijaga. Salah satunya melalui sholawatan untuk kebaikan bangsa.
Pria yang lekat dengan sapaan Gus Ipul itu mengatakan, “Adem” berarti Aman, Damai, Ekonominya Meningkat. Karena situasi yang aman dan damai akan memberi dampak terhadap ekonomi masyarakat, dan jika ekonomi meningkat, masyarakat akan lebih sejahtera.
Gus Ipul menyebut elemen penting yang membuat situasi aman dan nyaman di Jatim terus terjaga. Elemen tersebut adalah peran kiai dan ulama dalam mendoakan ummat. Kemudian, peran umaroh yang ada di pemerintah untuk terus istiqomah dan kompak.
Di hadapan ratusan ribu jamaah “syekhermania”, sebutan untuk para pencinta Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf, Gus Ipul mengatakan kondisi aman dan nyaman bisa dirasakan saat ini. Dampak yang paling terasa adalah tercukupinya ketersediaan dan pasokan bahan kebutuhan pokok menjelang bulan suci ramadhan. “Karena itu kondisi yang adem di Jatim ini harus kita jaga,” urainya.
Tak lupa, Gus Ipul menyampaikan terima kasih kepada pondok pesantren yang terus membantu pemerintah dalam menjaga akidah ummat untuk mencintai Allah dan rasulNya, sekaligus menjaga NKRI tetap kokoh.
Di tempat yang sama, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin meyakini Jatim akan terus aman dan nyaman jika ulama dansantrinya berkumpul dan bersholawat. Sholawatan seperti ini merupakan wujud kecintaan ummat dalam menjaga tanah air. “Kalau semua kompak dari Banyuwangi-Sumenep melakukan pengjian seperti ini insyallah Jatim akan terus aman,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak pihak yang ingin memecah belah Indonesia, baik dari luar maupun dari dalam negeri. Gangguan dari luar negeri datang seperti bahaya narkoba, peredaran minuman keras yang illegal hingga kejahatan lainnya yang mengancam generasi muda. Sementara gangguan dari dalam negeri adalah perbedaan pendapat yang berpotensi memicu konflik. “Mari kita bangun kebersamaan dengan kompak sehingga Jatim terus sejuk seperti ini,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam tausiyahnya pengasuh Pesantren Progresif Bumi Shalawat KH. Agus Ali Masyhuri mengatakan, tema Harlah adalah Cerdas Membaca Realitas. Tema tersebut memiliki arti bahwa santri dan ummat harus cerdas membagi waktu efektif dan efisien waktu yang dimiliki untuk meraih sukses dalam kehidupannya.
“Mana waktu yang dipakai untuk bekerja, beribadah, bersantai dan beristirahat. Kit““a butuh keseimbangan. Banyak orang sukses memimpin perusahaan dan organisasi tapi gagal membimbing keluarga, karena tidak bisa membagi waktu secara efektif dan efisien,” imbuhnya.
Manusia harus mempunyai komitmen untuk menjadi sukses dengan cara kerja keras dan cerdas. “Jika kalian ingin sukses jangan menunggu keajaiban semata, tapi dibutuhkan kerja keras dan cerdas,” uajarnya. (rr).