Gus Ipul : Wayang Tontonan Sejarah di Segala Usia

  • Whatsapp
Wagub Jatim Saifullah Yusuf bersama Rektor Untag Ida Ayu Brahmasari menyaksikan Dalang Ki Warseno Slenk menerima tokoh pewayangan arjuna dari Ketua Yayasan Untag Mangapul Silalahi di acara wayangan Dies Natalis ke 58 Untag.

Pagelaran wayang kulit merupakan salah satu tontonan sejarah yang banyak mengkisahkan perjalanan hidup manusia. Penikmat sejarah budaya wayang, tidak hanya dinikmati oleh mereka yang berusia tua, namun pagelaran wayang kulit ini juga merupakan tontonan masyarakat di segala usia.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf saat membuka pagelaran wayang kulit dalam rangka Dies Natalis Universitas 17 Agustus 2016 (Untag) ke 58 di Kampus Untag Surabaya (3/9) malam.

Ia mengatakan, bahwa wayang merupakan tontonan yang kisahnya dapat dijadikan tuntunan dalam setiap manusia langkah kehidupan.

Wayang era saat ini telah berkembang dan penikmat pagelaran wayang tidak hanya diisi oleh usia tua saja, melainkan juga melibatkan anak muda. “Kita patut berbangga, keberadaan wayang hari ini semakin berkembang. Tidak hanya dinikmati oleh kalangan tua saja, melainkan anak muda disegala usia,” ungkapnya.

Menurutnya, wayang telah terus berkreasi secara positif. Kenyataan tersebut bisa terlihat dengan semakin banyaknya pesinden (penyanyi dalang) yang dari luar negeri. “Kita patut berbangga hati, bahwa kesenian kita telah disukai oleh orang-orang luar negeri. Mereka belajar budaya kita, maka kita harus lebih mencintai dan melestarikan wayang,” tegasnya.

Gus Ipul sapaan akrabnya memberikan apresiasi khusus kepada Untag yang secara terus menerus menyelenggarakan pagelaran wayang kuli memperingati hari ulang tahun kampusnya.

Ia menambahkan, Untag dapat menjadi contoh kampus yang maju tapi mempertahankan nilai-nilai lama

setiap ulang tahun Untag selalu mengundang wayang. Meskipun maju, tapi mempertahankan nilai nilai lama tapi melaksanakan nilai-nilai baru

“Bayangkan, setiap ulang tahun Untag selalu mengundang wayang. Meskipun maju, tapi mempertahankan nilai nilai lama tapi melaksanakan nilai-nilai baru. Kita berterima kasih dan bangga kepada Untag karena selain memberikan ilmu dan pengetahuan kepada masyarakat, keberadaan kampus ini juga turut membantu melestarikan seni dan budaya seperti rutin menggelar wayang kulit seperti ini,” imbuhnya.

Rektor Untag Prof Ida Ayu Brahmasari mengatakan, bahwa pagelaran wayang kulit merupakan salah satu cara wujud universitas untuk terus melestarikan budaya. “Intinya pagelaran wayang kulit ini harus dimaknai penting oleh seluruh komponen di Untag. Artinya, kata harus mampu memaknai setiap langkah, jika kita khusyuk mempersiapkan diri menanam ilmu dan berkumpul dengan masyarakat akan menjadikan Untag menjadi kampus yang unggul dan berkarakter,” pungkasnya.

Dalam Dies Natalis ke 58 Untag, dihadirkan Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan Dalang Ki Warseno Slenk yang mengangkat lakon Bhagawan Ciptaning.

(**).

 

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *