KOTA PEKALONGAN, beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak generasi muda ikut menjaga demokrasi yang bermartabat di Indonesia. Sebab, perubahan zaman membuat apa yang diperjuangkan para pemuda juga berbeda. Jika dulu pemuda dan mahasiswa menuntut terbebas dari kolonialisme, hari ini para pemuda bertugas untuk menjaga pemerintahan yang bersih.
“Apa esensi dari menjadi generasi muda hari ini? Sejauh ini, generasi muda dan mahasiswa sukses menggulingkan rezim. Tapi masa perannya hanya menggulingkan saja? Karena itu peran pemuda adalah menjaga demokrasi yang bermartabat,” ujarnya saat menghadiri Dialog Kepemudaan yang diadakan oleh Pecinta Tanah Air Indonesia (Petanesia) di GOR Jetayu, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (27/10) malam.
Untuk itu, Emil berpendapat bahwa generasi muda tidak boleh apatis dengan politik. Hal itu bukan berarti semua orang harus menyalonkan diri sebagai tokoh politik, hanya saja mereka harus gencar menyuarakan kebenaran.
“Yang pasti terdengar adalah mereka yang lantang, bahkan saat aspirasinya salah. Maka yang dibutuhkan dari generasi muda adalah suara. Suara pun tidak melulu hanya dibutuhkan untuk mengkritik. Dati sini kita bisa lihat kalau partisipasi politik dari pemuda sangat penting,” ucapnya.
Lebih jauh, mantan Bupati Trenggalek itu mengatakan, menyuarakan sesuatu juga harus disertai strategi tersistem. Sehingga, apa yang diinginkan dapat didengar oleh target suara.
“Mahasiswa sering komplain ke saya kalau mereka demo habis-habisan tapi tidak didengar oleh pemerintah. Saya jawab, “Karena Anda pergi ke masyarakat yang belum tentu sependapat sama yang kalian perjuangkan. Mungkin mereka akan bilang, yang penting mereka hidup,”” tuturnya.
“Maka, gerakan pemuda harus tajam ke atas dan mengakar ke bawah. Pemuda harus bisa menjadi penggalang kekuatan. Dan pastikan Anda mendapatkan dukungan dari masyarakat yang mana mereka sependapat dengan apa yang Anda perjuangkan,” lanjutnya.
Tak hanya itu, mengingat dialog tersebut diadakan untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda dan HUT Petanesia ke-17, Emil mengatakan bahwa para pemuda harus menolak pengkotak-kotakan masyarakat yang bertentangan dengan humanisme.
“Dengan semangat Sumpah Pemuda ini, jangan biarkan demokrasi kita menjadi ajang pengkotak-kotakan saudara kita. Semua punya cita-cita yang sama: Indonesia maju. Prinsip saya, tidak apa-apa baik kepada yang berjuang tapi jangan dzalimi yang tidak mendukung kita,” imbuhnya.
Di akhir, Emil berharap agar pemuda bisa menjaga kemerdekaan yang diperjuangkan habis-habisan oleh pahlawan terdahulu. Untuk itu, pemuda harus memiliki wawasan luas dan semangat demokratis.
“Jangan sampai ruang politik kita diisi oleh patron yang oportunis. Pahlawan kita mengorbankan darah untuk kemerdekaan kita. Jangan sampai kita malah apatis terhadap demokrasi, tapi jadilah patron politik masa depan yang akan menjadikan demokrasi kita bermartabat,” pesannya.
(red)