KOTA BATU, beritalima.com | Pemuda merupakan salah satu harapan untuk pemulihan perekonomian Jawa Timur pasca pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu. Apalagi, peran pemuda dinilai mampu menjadi elemen penting dalam pilar-pilar pertumbuhan ekonomi di Jatim. Mengingat, kaum milenial tercatat sebanyak 25,87 % dari 270,20 juta penduduk Indonesia berdasarkan sensus 2020. Sedangkan, generasi Z tercatat sebanyak 27,94 % dari total penduduk tanah air.
“Anak muda ini merupakan kaum produktif saat ini. Jadi mereka adalah lokomotif pertumbuhan Jawa Timur yang berkontribusi dalam stabilitas perekonomian. Jadi mereka inilah yang harus jadi pusat fokus kita,” ujar Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat menjadi pembicara pada acara “Jatim Berdialog 2021” yang diselenggarakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISME) dengan tema “Ekraf dan Pariwisata Sebagai Pilar Utama Pemulihan Ekonomi Nasional di Jatim” di Pendopo Kota Batu, Jumat (8/10).
Wagub Emil melanjutkan, adanya kaum milenial dan generasi Z sebagai penduduk produktif menimbulkan pergeseran pada sektor dan bidang yang diminati masyarakat. Terlebih, seluruh dunia masih menghadapi pandemi sehingga dituntut untuk menyesuaikan diri.
Mantan Bupati Trenggalek itu mengatakan, sektor yang berpotensi meningkat di tengah pandemi adalah tekstil, kimia farmasi dan alat kesehatan. Lalu makanan dan minuman, elektronik, jasa telekomunikasi, serta jasa logistik.
“Terutama elektronik dan digitalisasi sistem. Ini yang jadi primadona di kalangan anak muda karena dengan modal sedikit berupa internet dan smartphone, seseorang bisa sangat produktif dan menggaet target pasar juga komunitas yang loyal,” terangnya.
Pergeseran ini, lanjut Wagub Emil, telah diidentifikasi dan difasilitasi Pemerintah Provinsi Jatim. Yakni melalui program Millenial Job Center (MJC) di 5 Bakorwil yang telah mewadahi 2.648 talent pada 2020.
“Setelah itu ada juga Dream Team Science Techno Park yang mewadahi pembentukan start-up potensial. Di dalamnya nanti ada pembinaan riset produk komoditas unggulan, fasilitas pemantapan produk, teknis, komersial, dan pembiayaan sehingga anak muda bisa siap dan memiliki cukup knowledge,” tuturnya.
“Maka, dengan program ini saya berharap agar mahasiswa dan anak muda dapat mewarnai perkembangan ekonomi Jawa Timur. Baik dalam keikutsertaan di lapangan kerja, atau bahkan mempelajari tren yang ada,” lanjutnya.
Wagub Emil pun mengajak mahasiswa untuk menyikapi kebijakan publik yang ada dan berpartisipasi dalam diskusi dengan pemerintah. Ajakan itu diharapkan agar terjadi komunikasi sehat di berbagai lini.
“Pemerintah memang sudah berupaya keras untuk memulihkan perekonomian. Tapi tetap dibutuhkan suara anak muda untuk perbaikan. Jadi tidak apa-apa bagi mahasiswa untuk mengkritisi pemerintah. Bukan untuk ber-suuzdon, tapi untuk menciptakan diskusi mendalam yang akan menjadi feedback bagi kami,” ujarnya.
Sementara berdasarkan data BPS Prov. Jatim, ada kenaikan 7,05 % dari triwulan pertama ke triwulan kedua 2021 pada PDRB ADHK dan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur. Dimana, PDRB Jawa Timur mencatat 59,78 % pada konsumsi rumah tangga, 17,42 % impor luar negeri, 5,44 % konsumsi pemerintah, 25,98 % PMTB/Investasi, serta 14,72 % impor luar negeri.
Potensi ekonomi Jatim terletak pada sektor industri pengolahan, pertanian dan ketersediaan infrastruktur. Sebab Jatim terletak pada jantung penghubung antara barat dan timur Indonesia.
Untuk itu, selain fasilitas bagi generasi milenial dan Z, pemerintah telah menyiapkan program Pelatihan Kerja Intensif, pengembangan IKM Digital, gerakan Bangga Buatan Indonesia, Pemberdayaan K-UKM, serta Pemberdayaan Ekonomi Desa. Selain itu, ada pula Strategi Restarting Tourism dengan revitalisasi destinasi, segmentasi pasar, kolaborasi dan reaktivasi.
Turut hadir dalam acara tersebut Walikota Batu Hj. Wulandari Rumpoko, Badan Pimpinan ISMEI Pusat Cici Dwi Wulandari, serta Peserta Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia.(*)