LUMAJANG, beritalima.com – Plt Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menghadiri secara langsung pembukaan Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) Tahun 2022 di Bumi Perkemahan Gagaharum, Kab. Lumajang (6/7).
Sebanyak 34 peserta perwakilan dari 34 provinsi di Indonesia berpartisipasi dalam acara tersebut. Pemuda-pemudi Tanah Air itu berasal dari berbagai macam latar belakang dengan rentang umur 19-24 tahun.
Emil mengatakan, dirinya menyempatkan hadir di tengah kesibukannya mengawasi penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jatim guna mengemban misi pemersatu bangsa. Yang mana, Jatim sebagai salah satu provinsi yang ada, berkomitmen menjaga keutuhan bangsa.
“Kalau ditanya kenapa kok dibela-belain datang ke sini, karena kami ingin menyampaikan salam terhangat dari masyarakat Jawa Timur kepada seluruh pemuda pemuda yang hadir di sini. Sampaikan kepada penjuru Indonesia bahwa Jatim adalah provinsi yang ingin menjadi bagian dari keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan bahwa Jatim ingin mendukung upaya untuk merajut persaudaraan dan kebersamaan dari pemuda-pemudi dari Sabang sampai Merauke,” ujarnya.
Emil juga mengatakan, Jawa Timur merasa terhormat atas dipilihnya sebagai lokasi penyelenggaraan kegiatan PPAP 2022 Zona Barat. Terlebih, karena PPAP sempat terhenti karena krisis Covid-19.
“Tapi satu yang ingin saya sampaikan, bahwa kita berada di titik di mana terjadi peristiwa alam yang sangat berdampak. Tetapi dengan semangat yang luar biasa, masyarakatnya bahu-membahu dan terus yakin optimis sampai mereka bisa bangkit pada hari ini. Inilah Kabupaten Lumajang, kabupaten yang sarat semangat dan optimisme,” ungkapnya.
Emil kemudian bercerita, dirinya secara pribadi juga pernah merasakan pengalaman serupa di mana ia berkumpul dengan perwakilan dari anak-anak daerah lainnya. Untuk itu, ia meminta agar peserta PPAP dapat memanfaatkan peluang dengan sebaik mungkin.
“Saya beberapa kali mengikuti acara di mana saya mau mewakili provinsi tempat saya berdomisili, namun saat itu adalah DKI Jakarta. Untuk Hari Pendidikan Nasional jenjang SMP pada 1997, saya diberi kesempatan bisa berdialog dengan Bapak Presiden yang saat itu adalah Pak Soeharto di Istana Negara,” kenangnya.
“Tapi pengalaman yang sangat berharga adalah persahabatan yang terjalin dengan sahabat dari waktu itu Irian Jaya sampai Aceh. Sesuatu yang berharga, karena tidak setiap hari kita bisa ketemu dengan saudara-saudara sebangsa setanah air dari berbagai daerah. Tentunya persahabatan itu senantiasa terus terjalin kedepannya,” tambah Emil.
Lebih jauh, mantan Bupati Trenggalek itu mengatakan bahwa para pemuda-pemudi bangsa, khususnya mereka yang tengah mengikuti PPAP, harus memiliki nilai kebangsaan dan wawasan luas untuk dapat menjadi satu-kesatuan.
“Kita harus menjadi pemuda yang memiliki wawasan kebangsaan, memiliki pemahaman mengenai keberagaman dan mengerti bahwa di balik keberagaman itu ada satu kesamaan cita-cita,” tuturnya.
“Sebuah negara kadang akan bersatu karena kesamaan geografis, sedangkan kita ini adalah kepulauan. Tapi kemudian Deklarasi Djuanda mengubah Indonesia. Bahwa kita bukanlah pulau-pulau yang dipisahkan, tapi sebaliknya kita adalah rangkaian pulau-pulau yang dipersatukan oleh Samudera Indonesia menjadi bangsa yang maritim. Itulah mengapa kita ini adalah Tanah Air, karena air adalah bagian dari eksistensi kita sebagai negara,” jelasnya.
Tak hanya itu, Emil menekankan bahwa gerakan persatuan Indonesia berbeda dari unifikasi Korea atau Cina-Tiongkok. Ia kemudian mengutip Presiden Pertama RI Soekarno yang menyebut Indonesia bukanlah sekedar entitas geografis yang membentang dari Sabang sampai Merauke.
“Beliau mengatakan Indonesia adalah sebuah konsep yang ingin menujukan kepada dunia bahwa di tengah perbedaan geografis, perbedaan suku, perbedaan agama, dan perbedaan latar belakang, semua masyarakat ini bisa bersatu untuk mencapai cita-cita yang luhur mengesampingkan perbedaan. Inilah kehebatan negara kita yang kita cintai ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Asrorun Ni’am Sholeh yakin bahwa ke-34 pemuda-pemudi daerah yang mengikuti PPAP 2022 ini akan menjadi pemimpin masa depan.
“Ini adalah upaya untuk membangun SDM unggul demi Indonesia Maju. Kalau kita mencita-citakan Indonesia Emas pada 2045, usia adik-adik ini nantinya adalah 30-40 tahunan. Maka kalian akan menjadi agen perubahan, garda terdepan. Masalah akan selalu ada, tapi yang terpenting bagaimana kalian menghadapinya. Lalu kabarkan kabar baik ini pada dunia,” pesannya.
(red)