Semarang, beritalima.com – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berharap kepada SKK Migas untuk terus mendorong grafik produksi ketersediaan gas agar terus stabil.
“Saya tidak bisa meyakinkan investor industri untuk membangun sebuah investasi atau industri yang menyerap gas hanya untuk kepastian gas 2 hingga 3 tahun,” kata Emil saat menghadiri Rapat Berskala Kehumasan 2022 SKK Migas KKKS Jawa Bali Nusa Tenggara, di PO Hotel Semarang, Rabu (2/11).
“Oleh karena itu, kami berharap dengan dikembangkannya potensi-potensi gas baru di Jawa produksinya bisa mendekati 1.200 hingga 1.400,” imbuhnya.
Salah satu potensinya, Emil mencontohnya, berasal dari pupuk Petrokimia yang saat ini tengah mengembangkan sebuah pabrik Amonia, yang diharapkan dapat menyerap tambahan gas di tahun 2027 mendatang.
“Jadi ini akan menjadi kabar baik ditengan suramnya prediksi resesi tahun depan,” imbuhnya.
Kemudian, mantan Bupati Trenggalek tersebut juga berharap supply ketersediaan gas juga berasal dari industri yang saat ini tengah banyak berkembang di Jawa Timur.
Ia pun mencontohkan salah satunya dengan memanfaatkan akses Jembatan Ploso yang saat ini tengah di bangun oleh Pemprov Jatim. Kemudian, terdapat pula investasi dari perusahaan Cheil Jedang yang keduanya diharapkan dapat mengungkit serapan gas.
“Nah, ini yang kita harapkan menjadi motor bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur untuk beberapa tahun mendatang,” jelas Emil.
Dikesempatan yang sama, Wagub Emil juga mengatakan bahwa Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus mendorong afirmasi pemerataan perhatian dari proyek pemaksimalan produksi gas apabil letaknya melibatkan dua daerah.
“Yang kedua, kalau misalnya ada dana bagi hasil, kita keroyok bersama. Jadi proyek seperti ini bukan hanya misalnya jaringan gas rumah tangga bisa didorong untuk penyerapan UMKM,” kata Emil.
Pada kesempatan tersebut, Emil menjelaskan peran Pemprov Jatim dalam kegiatan strategis Migas di Jatim di sektor hulu, antara lain menyiapkan tata ruang untuk pengembangan strategis industri hulu migas dalam pencapaian target produksi nasional.
Selain itu yakni memfasilitasi dan koordinasi kelancaran operasi hulu Migas di daerah serta berkoordinasi dan memberikan sarana konsultasi dan ijin lokasi Wilayah Kerja (WK) baru Migas serta kemudahan perijinan di daerah.
Sementara itu disektor hilir, yakni mengusulkan kuota LPG 3 KG dari Kab/Kota, mengusulkan kuota JBT dan JBKP dari Kabupaten Kota, melakukan pengawasan dan monitoring distribusi dan HET LPG 3 Kg (subsidi) serta memantau dan berkoordinasi terhadap kelancaran pendistribusian Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) sesuai prosedur tepat sasaran.
(red)