”Akhir akhir ini seringkali terjadi turun hujan deras dan itu berpengaruh pada hasil panen yang biasanya hasil tani mencapai 8 ton, namun kali ini hanya bisa panen sekitar 7,5 ton perhektar,” ungkap Yitno salah satu petani di Kota Malang, saat panen raya di kawasan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Senin (10/10) .
Selain faktor curah hujan tinggi menurut Yitno, hama wereng juga menjadi masalah yang berat bagi petani padi di kawasan Tasikmadu Kota Malang, dan itu hal yang paling sulit untuk ditanggulangi.
” Hama wereng yang kini paling sulit ditanggulangi, dan itu termasuk faktor yang menyebabkan penurunan hasil panen,” katanya.
Terpisah sekertaris Dinas Pertanian Yudi Broto mengatakan bahwa rata per 1 hektar petani bisa memanen 8,5 ton hingga 10 ton, namun saat ini 23 hektar siap panen, di kawasan Lowokwaru ada 187 hektar padi siap panen.
” Di Kota Malang ada 846 hektar sawah. ditargetkan di Kawasan Lowokwaru bisa panen 150 ton,” ujar Yudi.
saat ini petani di Kota Malang dimudahkan dengan subsudi bibit padi ciherang dan pupuk,
“Sebagian petani dapat subsidi dari pemerintah. bibit padi Ciherang,” ujarnya usai ditemui acara panen raya.
Dalam acra tersebut dihadiri HM Anton bersama Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf Wachid Aprilianto, yang membuka panen raya di kawasan Tasikamdu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, pada Senin (10/10). Acara dimulai di kantor Kelurahan Tasikmadu di jl Atletik, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, dengan berdialog langsung dengan para petani. Setelah itu, Anton dan Kolonel Inf Wachid Aprilianto membuka panen raya dengan langsung melakukan pemotongan padi di sawah. (sn/mmx)