JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi VII DPR RI, Dr H Mulyanto mendesak PT PLN (Persero) untuk menjaga stabilitas operasi ketenagalistrikan bagi masyarakat meski saat ini harga batu bara internasional mengalami kenaikan.
Wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten tersebut menolak kenaikan harga batu bara ini dijadikan alasan oleh PT PLN untuk melakukan pemadaman listrik secara bergilir hingga Maret 2021.
Menurut Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bidang Industri dan Pembangunan itu dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) Listrik Komisi VII DPR RI dengan Dirjen Gatrik dan Dirut PLN beberapa hari lalu, PLN sama sekali tidak menyampaikan isu dan pembahasan ini.
“Harga batu bara internasional terdongkrak naik tentu akan diikuti dengan kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) yang diterbitkan Pemerintah. Dan, sudah barang tentu PLN akan mengacu kepada HBA. Ini kita pahami bersama. Dengan kenaikan HBA ini apakah langsung berdampak pada pemadanan bergilir? Dari Rapat Panja Listrik tidak tertangkap keluhan PLN seperti itu,” jelas Mulyanto.
Disebutkan, kebijakan pemadaman listrik bergilir biasanya dilakukan karena faktor kekurangan pasokan, perbaikan, perawatan serta kalau ada keperluan lain yang mendesak.
“Dalam rapat Panja waktu itu PLN tidak menyebut akan melakukan pemadaman listrik bergilir kalau harga batu bara naik. Karena itu kami minta PLN tetap konsisten memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Jangan sampai isu pemadaman listrik secara bergilir terus berkembang di saat masyarakat masih kesulitan akibat pandemi Covid-19,” tegas Mulyanto.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menetapkan harga batu bara acuan per-Januari 2021 menjadi USD 75,84/ton. HBA Januari 2021 ini naik USD 16,19/ton atau naik 27,14 persen dibanding harga Desember 2020 yang masih berada di level USD 59,65/ton.
“Kenaikan harga batu bara ini pasti akan mempengaruhi besaran harga dan kapasitas produksi listrik. Namun kami minta kepada PLN untuk melakukan upaya efisiensi agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan normal,” demikian Dr H Mulyanto. (akhir)