Harga Sebuah Kesehatan Dipulau Botang Lomang

  • Whatsapp

“Harga Sebuah  Kesehatan Dipulau Botang  Lomang”

TMMD Ke 98 Kodim 1509/Labuha

“Hampir 500 lebih masyarakat dari berbagai usia berbondong-bondong menuju Desa Bajo guna antri pelayanan gratis Bakti Sosial yang digelar oleh Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Kab. Halmahera Selatan, Denkesyah 16-04-01/Ternate dan Kodim 1509/Labuha dalam rangka TMMD ke 98 Tahun 2017 di Pulau Botang Lomang.”

Sejak pagi buta di hari Sabtu, Syaiful  (35) dan istrinya yang tinggal di Desa Prapakanda sudah bergegas menyiapkan diri untuk dapat hadir di Desa Bajo. Ada kecemasan pada dirinya,  takut tertinggal perahu yang telah disiapkan oleh perangkat Desa. Pasalnya, ia harus membawa puteranya untuk ikut  sunatan massal   secara cuma-cuma. Kejadian yang dialami Syaiful, ternyata menghantui pula seluruh masyarakat yang berdomisili di desa-desa yang tersebar di Pulau Botang Lomang.

Pagi itu, tampak dari segala penjuru berbagai jenis perahu hilir mudik mengarah ke Desa Bajo. Perahu-perahu tersebut mengangkut penumpang dengan satu tujuan, mendapatkan pelayanan medis secara gratis. Datang lebih awal dengan maksud sesegera mungkin dapat dilayani lebih dahulu oleh tim medis, menjadi pemikiran setiap masyarakat Botang Lomang,  sehingga terkesan perahu-perahu berlomba-lomba untuk segera tiba di pelabuhan Bajo.

Penunjukan Desa Bajo sebagai sentral kegiatan bakti sosial kesehatan TMMD ke 98 Kodim 1509/Labuha bagi masyarakat Botang Lomang,  bukan tanpa alasan.  Desa ini dipilih karena desa tertua di Pulau Botang Lomang serta terbesar baik secara luas wilayah maupun dilihat dari segi jumlah penduduknya dan memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan desa lainnya. Alasan lainnya, desa ini juga merupakan desa induk dari pusat pemerintahan Kecamatan Botang Lomang.  Kecamatan Botang Lomang terbagi dalam 8 Desa meliputi Desa Prapakanda, Desa Tanjung Obit, Desa Toin, Desa  Sawangakar, Desa Batutaga, Desa Kampung Baru, Desa Pasimbaos dan Desa Bajo.

Di sisi lain, rombongan Kementerian Kesehatan RI  (Kemenkes RI) dan Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah 16-04-01/Ternate) yang dini hari baru tiba di Labuha dari Ternate,  setelah melalui perjalanan panjang selama 8 jam menggunakan KM Aksar 05, tidak menyurutkan langkah untuk melanjutkan perjalanan menuju desa Bajo. Perjalanan kali ini dilanjutkan menggunakan perahu bermuatan 20 orang dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Sungguh suatu perjalanan yang cukup menyita waktu  dan melelahkan, tetapi kelelahan ini tidak tampak di raut wajah Tim  Kesehatan ini.

Progam bakti sosial dalam bentuk pengobatan dan sunatan massal ini, memang telah diagendakan oleh Dinas Kesehatan Pemda Kab. Halmahera Selatan dan Kodim 1509/Labuha pada penyelenggaraan TMMD ke 98 pada hari Sabtu tanggal 8 April 2017, sebagai salah satu wujud program terpadu, lintas sektoral yang dilaksanakan secara terintegrasi bersama masyarakat guna meningkatkan kesehatan masyarakat di Pulau Botang Lomang. Pengobatan massal dan sunatan massal merupakan salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat guna meningkatkan kesehatan masyarakat, kegiatan ini merupakan bentuk pelayanan kesehatan tanpa biaya kepada masyarakat di segala usia, mulai dari anak hingga lanjut usia (lansia).

Masyarakat Botang Lomang untuk memperoleh pelayanan medis, membutuhkan perjuangan yang cukup berat. Disamping itu memakan cukup banyak waktu serta biaya yang terbilang besar bagi ukuran hidup mereka. Belum lagi, hambatan cuaca di laut yang terkadang tidak bersahabat. Mengapa biaya untuk kesehatan bagi warga Pulau Botang Lomang terbilang mahal?

Pulau Botang Lomang, saat ini hanya memiliki satu sarana pelayanan kesehatan Primer (primary care) yang merupakan pelayanan tingkat pertama dan paling dekat dengan masyarakat serta hanya bisa menangani kasus-kasus ringan. Sarana tersebut adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang terletak di Desa Bajo. Puskesmas ini harus melayani masyarakat dari delapan desa, keterbatasan jumlah Puskesmas merupakan kendala tersendiri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil, membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan.

Permasalahan lain juga muncul, adanya keterbatasan tenaga kesehatan khususnya tenaga medis seperti dokter, tenaga keperawatan dan tenaga kebidanan. Keterbatasan yang ada ini, tidak menyurutkan langkah pengabdian tenaga kesehatan di Puskemas Bajo untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Botang Lomang. Kurangnya tenaga kesehatan, mungkin disebabkan persebaran tenaga kesehatan di Indonesia belum merata. Kabupaten Halmahera Selatan yang merupakan Kabupaten Kepulauan dengan  memiliki 402 pulau, sepatutnya mendapat prioritas utama sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga kesehatan.

Untuk mensiasati keterbatasan tenaga medis, khususnya dokter yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan, Puskesmas Bajo belum ditempatkan dokter. Alasan tidak ditempatkan dokter, dikarenakan jarak tempuh Desa Bajo dengan Kota Labuha tidak jauh. Selain itu, untuk mengisi kekosongan dokter di Puskesmas Bajo diadakan dokter keliling atau mobile doctor yang sudah terjadwal dari Puskesmas Induk di Labuha. Sedangkan  para dokter yang ada, penempatannya diutamakan untuk bertugas di pulau-pulau  terjauh yang ada di kabupaten Halmahera Selatan.

Kendala Transportasi rupanya juga mewarnai kehidupan masyarakat Pulau Botang Lomang untuk ke dan dari desa-desa yang tersebar di Pulau Botang Lomang, hanya dapat diakses melalui jalur laut.  Angkutan laut menjadi tulang punggung sebagai sarana utama urat nadi penghubung masyarakat dari desa ke desa di Kecamatan Botang Lomang. Transportasi laut ini,  tidak setiap saat beroperasi untuk melayani rute,  namun hanya pada waktu-waktu tertentu yang telah dijadwalkan.

Jaringan komunikasi masih sangat minim, untuk dapat di akses masyarakat Botang Lomang. Kalaupun dapat di akses, hanya pada titik-titik tertentu. Seperti halnya dilakukan Lettu Inf Arga Galela selaku Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) TMMD ke 98 Kodim 1509/Labuha dan warga desa Bajo lainnya, untuk berkomunikasi harus mencari signal terlebih dahulu yaitu menuju pelabuhan Bajo.   Kendala komunikasi seperti ini, menjadi permasalahan bagi masyarakat yang tinggal tersebar di Pulau Botang Lomang. Bahkan, ada desa-desa yang tidak dapat mengakses saluran komunikasi.

Kehadiran bakti sosial kesehatan TMMD ke 98 Kodim 1509/Labuha, dalam bentuk pengobatan massal dan sunatan massal bagi warga Kecamatan Botang Lomang sudah dinanti dan diharapkan sebelumnya. Terbukti dengan respon dan tanggapan yang sangat baik ditunjukan masyarakat Botang Lomang. Tercatat 167 pasien deri berbagi jenis kelamin dan usia telah dilayani oleh tim medis dalam pengobatan massal ini serta 112 pasien yang mengikuti sunatan massal yang mayoritas didominasi anak-anak usia 5 sampai 6 tahun. Banyaknya peserta dan usia muda pada sunatan massal ini menjadi catatan tersendiri, hal ini terjadi karena jarang atau bahkan tidak pernah orang tua untuk menyunatkan anaknya secara perorangan.

Harapannya, kegiatan pelayanan kesehatan dalam Bakti Sosial TMMD ke 98 Kodim 1509/Labuha merupakan wujud kepedulian dan kecintaan seluruh komponen bangsa khususnya TNI terhadap masyarakat Botang Lomang dan sebagai suatu solusi untuk mengatasi kendala atau permasalahan dalam bidang kesehatan. Selain itu memberikan motivasi masyarakat betapa pentingnya kesadaran dalam meningkatkan hidup sehat. Dengan hidup sehat, tentunya bisa melakukan segala aktivitas tanpa merasa terganggu dan tidak perlu membuang waktu untuk melakukan pemeriksaan di dokter ataupun rumah sakit serta harus mengeluarkan biaya untuk berobat  yang tidak murah. Tindakan pencegahan merupakan salah satu  solusi yang tepat untuk menjalani hidup yang  sehat, sehingga terwujud apa yang kita cita-citakan bersama yaitu Rakyat Sehat Negara Kuat.

PENULIS :

LETKOL INF JONI WIDODO, S.SOS

DANDIM 1509/LABUHA 

 
beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *