MADIUN, beritalima.com- Meski harga kebutuhan pokok di Pasar Besar Kota Madiun (PBM) relatif stabil, bahkan ada yang turun, namun harga daging ayam tak kunjung turun. Bahkan kian hari kian melangit. Hal ini yang membuat para pedagang ‘menjerit’.
Seperti yang dialami salah satu pedagang daging ayam di PBM, Galuh Kuncahyarini (35). Menurutnya, sejak awal bulan puasa, daging ayam sulit didapat. Kalaupun ada, harganya selangit. Akibatnya, omset penjualan menurun drastis.
“Bak makan buah simalakama. Kalau harga kita dinaikkan pembeli sepi. Kalau tidak dinaikkan kita rugi. Padahal dari suplayer harga naik terus hampir tiap hari,” kata Galuh, Jumat 25 Mei 2018.
Karena itu, lanjutnya, omzet penjualan menurun drastis hingga 40%. “Saya biasa jual per hari mencapai 800-900 kilogram. Sekarang tinggal 550-600 kilogram. Itupun tidak berpengaruh pada keuntungan. Karena para pelanggan banyak yang tidak mau harga dinaikkan. Terpaksa para pedagang banyak yang menuruti pelanggan. Karena kwatir para pelanggan lari ke pedagang lain,” tambahnya.
Jeritan masalah daging ayam, tak hanya dialami para pedagang eceran. Pasalnya, hal serupa juga dialami oleh pengepul atau pengusaha penyembelihan ayam potong.
Menurut salah seorang pengepul, Astono, sejak harga daging ayam semakin hari semakin naik, ia harus meliburkan beberapa karyawannya karena pesanan berkurang.
“Sebelumnya, saya tiap hari potong ayam sekitar dua ton. Sekarang, paling satu ton. Akibatnya, mau tidak mau sebagian karyawan saya liburkan,” terang Astono, warga Kelurahan Demangan.
Untuk diketahui, selama bulan puasa, harga daging ayam di PBM maupun di pasar tradisionil yang ada di Kota Madiun, Jawa Timur, berkisar antara Rp-33 ribu-Rp.34 ribu/kilogram. Padahal pada hari biasa, pada kisaran Rp.27 ribu-Rp.28 ribu/kilogram. (Ton/Dibyo).