TRENGGALEK, beritalima.com
Banjir yang melanda beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Trenggalek pada Kamis, (7/3) lalu, menyisakan beberapa dampak kepada para korban.
Sebagaimana data yang ada, disebutkan 40 desa di 10 kecamatan tergenang air dengan ketinggian bervariasi antara 30 cm hingga 2 meter. Kondisi terparah terjadi di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Trenggalek tepatnya Kelurahan Tamanan dan Kelurahan Kelutan serta di Kecamatan Pogalan wilayah Desa Ngadirenggo yang sampai mengenai 1400 kepala keluarga (kk) di 4 perdukuhan.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pogalan, AKP Mahmudi, yang baru saja dilantik (Senin,11/3) langsung meninjau lokasi bekas banjir.
“Seperti petunjuk dan perintah Bapak Kapolres Trenggalek, bahwa Polsek jajaran yang wilayahnya terdampak banjir harus melakukan langkah-langkah penanganan maupun antisipasi pasca bencana. Jadi dihari pertama kerja ini, saya langsung turun ke lapangan,” jelasnya kepada beritalima.com saat dikonfirmasi, Selasa,(12/3/2019).
Dari data yang ada, lanjut Mahmudi, dampak banjir sangat dirasakan oleh seribu lebih warga di empat perdukuhan diantaranya Dukuh Grojokan, Ngrayung, Wadi kidul dan Wadi lor.
“Saat ini, saya bersama pihak-pihak terkait diantaranya pak Kepala Desa, jajaran dan unsur tiga pilar melakukan monitoring dampak pasca banjir kemarin. Yang hasilnya nanti kita kordinasikan bersama guna mencari solusi terbaik bagi masyarakat,” imbuhnya.
Disampaikannya, dalam peninjauan dilapangan tadi ada sejumlah keluhan dari warga diantaranya gatal-gatal dan demam.
“Namun, alhamdulillah keluhan mereka sudah mendapatkan penanganan dari stakeholder yang sudah dengan cepat memberikan bantuan pengobatan gratis di posko kesehatan serta suplai bantuan bahan makanan,” tandas pria ramah asli Kediri ini.
Para korban banjir yang mengalami gangguan kesehatan, sejak kejadian sudah langsung mendapat penanganan, baik medis maupun obat-obatan secara gratis. Pemangku kepentingan diwilayah, segera mendirikan posko kesehatan dan kebencanaan baik dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Kodim 0806, BPBD, Basarnas serta Polres Trenggalek bahu-membahu membantu warga terdampak.
“Saat ini, ada beberapa hal yang sudah dan perlu dilakukan. Diantaranya, penanganan dampak ikutan banjir maupun pemulihan trauma psikologis bagi para korban khususnya anak-anak. Selain memang, beberapa alternatif antisipasi mengurangi kemungkinan adanya banjir kedepannya,” pungkasnya.
Terlihat, dilapangan memang sudah ada beberapa tenaga psikolog dari stake holder yang datang ke tengah para korban guna memberikan motifasi pemulihan trauma psikologis kepada keluarga korban banjir. (her)