Jakarta – Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu yakni Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menghangatkan situasi politik dalam menyongsong Pilpres 2024 mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan, saat ini PDIP belum berpikir untuk koalisi karena masih terlalu dini membicarakan Pilpres 2024.
Dijelaskan dia, secara perolehan suara PDIP bisa mengusung calon presiden dan wakil presiden sendiri pada 2024 mendatang. Hal ini tidak terlepas dari dukungan rakyat.
“Kami bisa mengusung calon sendiri karena dukungan rakyat sudah teruji di Pilpres 2019 lalu,” ujar Hasto, Jum’at (20/5/22).
Saat ini, sambungnya, PDIP masih fokus menggerakkan semangat gotong-royong untuk mewujudkan kepercayaan rakyat.
“Ini upaya untuk modal politik bagi PDIP mengusung calon sendiri,” terangnya.
Terpisah, Ketua Pembina Laskar Ganjar Puan (LGP), H. Mochtar Mohamad mengungkapkan, LGP
sudah jauh-jauh hari memprediksi bahwasannya DPP PDIP akan mengusung Kader sendiri yaitu, Ganjar – Puan.
Sampai saat ini, hanya PDI Perjuangan yang sudah mempunya tiket nyapres. Adapun dari lawan koalisi belum kelihatan bentuknya. Pasalnya PDI Perjuangan sudah memenuhi syarat Presidential Threshold.
“PDI Perjuangan sudah memenuhi itu, karena minimal syarat 115 kursi, sedangkan sekarang posisi PDI Perjuangan mempunyai 128 kursi di parlemen,” terangnya melalui keterangan tertulis, Jum’at (20/5).
Untuk kader sendiri, lanjut M2, sapaan familiar Mochtar Mohamad, PDI Perjuangan sudah siap dengan kader terbaiknya yang sudah mempunyai reputasi, rekam jejak yang tak diragukan lagi, yakin Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
“Mas Ganjar dan Mbak Puan kader yang sudah siap. Ini menjadi peluang besar Mas Ganjar dan Mbak Puan menang satu putaran,” paparnya.
“Kenapa bisa?, karena Mas Ganjar dan Mbak Puan menjadi lokomotif membawa PDIP Perjuangan menjadi mayoritas tunggal,” imbuhnya.
M2 meyakini, pada Pemilu Legislatif yang akan datang akan banyak partai yang tidak lolos di parlementer threshold. Paling ada di kisaran 3 sampai 6 partai yang lolos.
“Ini apa? karena partai lain tidak memiliki kader capres yang kuat,” jelasnya. (Red).