JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr Hj Hetifah Sjaifudian berharap, arahan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI dihadapan anggota parlemen dan pejabat tinggi negara di Gedung Nusantara Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (14/8) dapat diterjemahkan menjadi program-program nyata.
Presiden menyampaikan, kata Hetifah dalam keterangan pers kepada Beritalima.com, Sabtu (15/8) pagi, pola pikir dan etos kerja kita harus berubah. Fleksibilitas, kecepatan dan ketepatan sangat dibutuhkan. Itu sangat berhubungan erat dengan strategi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) kita. Program-program terkait pendidikan dan pembangunan manusia harus mengarah kesana,” jelas dia.
Dalam pidato itu, Jokowi menyampaikan, wabah pandemi virus Corona (Covid-19) ini merupakan kesempatan bagi semua negara untuk men-setting ulang sistemnya.
“Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar. Strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan,” kata Jokowi.
Dalam Sidang Tahunan MPR RI kali ini yang berlangsung secara fisik dan virtual tersebut, Jokowi menyampaikan, dengan adanya krisis, cara-cara kerja kita harus berubah. “Krisis ini telah memaksa kita menggeser channel cara kerja. Dari cara-cara normal menjadi cara ekstra-normal. Dari biasa menjadi luar biasa. Dari prosedur panjang dan berbelit menjadi smart short cut. Dari orientasi prosedur menjadi orientasi hasil.”
Lebih jauh Hetifah yang Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar 2020-2024 tersebut mengamini pernyataan Presiden untuk tidak membiarkan krisis membuahkan kemunduran.
“Saya setuju bahwa momentum krisis ini harus kita bajak untuk justru membuat lompatan kemajuan. Kalau dipikir-pikir sebenarnya banyak sekali lompatan kemajuan yang sudah kita lakukan sebagai bangsa dalam beberapa bulan terakhir,” papar dari Wakil Rakyat Dapil Provinsi Kalimantan Timur tersebut.
Hetifah memberikan contoh dalam dunia pendidikan. “Sebelum pandemi ini, banyak guru, orang tua dan siswa yang masih gagap teknologi atau gaptek dan belum pernah memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Sekarang, dalam beberapa bulan saja kebanyakan mereka sudah sangat mahir menggunakan berbagai jenis teknologi pembelajaran,” ucap dia
Karena Hetifah berharap, kemajuan-kemajuan ini dapat dipertahankan hingga nanti setelah pandemi berakhir. “Jika adaptasi-adaptasi dari berbagai kelompok masyarakat ini berjalan lancar, ini bisa menjadi akselerasi yang sangat signifikan untuk kemajuan. Tinggal bagaimana pemerintah dan DPR memfasilitasi dengan program dan anggaran yang memadai agar ini berkelanjutan.” demikian Dr Hj Hetifah Sjaifudian. (akhir(