JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian meminta Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) memberi perhatian lebih kepada pengelolaan sarana serta prasarana olah raga.
Wakil rakyat Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Kalimantan Timur tersebut juga sudah menyampaikan hal itu dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi X DPR RI dengan Kemenpora dan Kementerian Pariwisata&Ekonomi Kreatif, 16 Desember lalu.
Diungkapkan Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) itu, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) persentasenya sangat kecil untuk olah raga. “Kedepannya, kita harus mencari alternatif lain,” ungkap Hetifah dalam keterangan melalui WhatsApp (WA) kepada Beritalima.con, Jumat (3/1) petang.
Politisi senior Partai Golkar tersebut menyarankan Kemenpora untuk melibatkan Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) sebagai alternatif untuk pembiayaan olah raga. “Program CSR BUMN misalnya, sebaiknya Kemenpora mendorong sebagian program-program itu untuk disalurkan untuk bidang olah raga.” ujar Hetifah.
Lebih jauh Hetifah mengatakan, sepanjang 2019, banyak event-event olah raga yang berhasil dilaksanakan, salah satunya adalah Festival Olah Raga Rekreasi Nasional (Fornas) V yang digelar di Samarinda, Kalimantan Timur, 15-18 November 2019.
Acara itu dihadiri pimpinan Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, pemuda, olah raga, budaya, parawisata dan ekonomi kreatif. Hetifah ikut mendampingi Kemenpora meninjau perhelatan yang dilaksanakan Federasi Olah Raga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI),
FORNAS merupakan ajang olahraga rekreasi yang diadakan rutin setiap dua tahun.
Meski diadakan sebagai olahraga rekreasi, Hetifah optimis bahwa Fornas menjadi langkah awal menjaring atlet berprestasi di Kaltim.
Selaras dengan ditetapkannya Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Negara yang baru, menurut Hetifah, potensi yang ada di daerah ini harus dimaksimalkan.
Menurut dia, Kaltim sudah pantas disebut sebagai ;Provinsi Olahraga Nasional’. “Terlebih Kaltim memiliki fasilitas olahraga cukup lengkap.”
Hal ini juga didukung titel juara umum yang diraih Kaltim dengan 32 emas, 20 perak dan 35 perunggu.
“Kami menunggu agar secepatnya pihak Formi dan juga Kemenpora melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI agar tujuan yang sudah selaras itu berjalan dengan baik,” ajak Hetifah.
Selain Fornas, kesuksesan juga diraih kontingan Indonesia di SEA Games 2019 dimana Indonesia meraih 72 emas, 80 perak, dan 108 perunggu sehingga menduduki peringkat empat. Perolehan ini melebihi target awal, yakni 45 emas.
Hetifah yang hadir untuk menyaksikan kontingen Indonesia bertanding di Filipina menyatakan apresiasinya terhadap para atlet dan pihak terkait. Salah satu pertandingan yang ia saksikan adalah laga final pertandingan sepak bola SEA Games Timnas U-23 Indonesia melawan Vietnam.
“Pemain-pemain muda kita sangat berbakat dan telah menunjukkan keunggulannya minimal di skala Asia Tenggara. Ke depan, bibit-bibit unggul ini harus dibina dengan sebaik-baiknya untuk bermain di level senior.”
Hetifah juga mengapresiasi kinerja Kemenpora, KONI, PSSI, dan CdM Indonesia untuk SEA Games 2019. ”Mereka sudah berusaha maksimal. Prestasi Indonesia sudah jauh melampaui target awal,” puji perempuan kelahiran Bandung 56 tahun silam itu.
Hetifah menyebut, sukses Fornas V 2019 dan pencapaian Indonesia di SEA Games lalu adalah bukti bahwa ajang-ajang seperti ini harus didukung. “Semoga ada masukan dukungan apa yang dibutuhkan untuk pengembangan potensi kepemudaan dan olahraga. Khususnya dari sisi anggaran memadai dari pusat,” demikian Hetifah Sjaifudian. (akhir)