JAKARTA, Beritalima.com– Dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Melalui gerakan ini diharapkan siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Untuk mendukung upaya itu, akhir pekan ini digelar dialog pendidikan, diikuti 100 lebih stakeholder pendidikan di Gdung Pertemuan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kaltim, di Samarinda.
Diskusi GLS dengan tema “Menggerakkan Literasi, Karakter, dan Kompetensi sebagai keterampilan penting di Pendidikan Abad XXI” diselenggarakan Biro Komunikasi Layanan Masyarakat Kemendikbud dengan nara sumber Ketua Satgas GLS Pangesti Wiedarti, Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim Khairani, dan Pimpinan Komisi X DPR RI, HetIfah Sjaifudian.
Acara dibuka Kepala Biro Komunikasi Layanan Masyarakat Kemendikbud, Ari santoso. Ari menyampaikan, dialog ini sengaja diselenggarakan di Samarinda karena potensi ibukota Kalimantan Timur ini yang tinggi untuk peningkatan literasi.
Secara makna literasi, kata Ari, ada tujuh macam diantaranya literasi baca tulis. “Kita patut bersyukur karena dari laporan Unesco, Indonesia termasuk sukses dalam mengurangi buta huruf, tinggal 2 persen dan itu pun usianya di atas 55 tahun,” papar Ari.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, pemuda, olahraga, kebudayaan, parawisata dan ekonomi kreatif Hetifah Sjaifudian menytampaikan, literasi bukan sekedar baca tulis dan hitung. Namun lebih dari itu, makna literasi juga mencakup melek visual.
“Literasi meliputi pula kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual,” jelas politikus senior Partai Golkar dari Dapil Kalimantan Timur dan Utara ini.
Lebih lanjut Hetifah yang juga Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) itu mengatakan, dari hasil kajian minat baca di Kaltim termasuk kategori sedang.
Karena itu, kata dia, masih perlu upaya peningkatan. Dalam hal pengaruh kegemaran membaca, orang yang paling berpengaruh terhadap gemar membaca ketika SD itu guru, tetapi waktu sudah SMP dan SMA yang berpengaruh adalah teman.
Hetifah kemudian menekankan pentingnya membaca.”Dengan banyak membaca akan membuat anak lebih berkarakter,” demiikian Hetifaf Sjaifudian. (akhir)