JAKARTA, Beritalima.com– Kelompok Tani (Kapoktan) Desa Gunung Mulia, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur patut bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekditi) serta Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah.
Soalnya, Kementerian Ristekdikti bekerja sama dengan Undip menyerahkan seperangkat teknologi generator Plasma D’ozone di Paser Utara, Selasa (20/02). Generator Plasma D’ozone merupakan sebuah inovasi perguruan tinggi industri berbasis teknologi plasma untuk pangan.
Inventor Generator Plasma D’ozone, Prof Dr Muhammad Nur menyampaikan beberapa manfaat teknologi ini, antara lain dapat memperpanjang masa simpan sayur dan buah, menjaga sayur dan buah agar tetap segar, ramah lingkungan dan tidak menyisakan residu.
“Teknologi ini juga dapat membunuh jamur bakteri virus penyebab pembusukan, serta menurunkan pestisida yang menempel pada sayur atau buah,” papar profesor yang melakukan riset ini 20 tahun.
Acara serah terima yang diikuti oleh tidak kurang 100 orang anggota Gapoktan di Desa Gunung Mulia ini, dihadiri Suhardi (Asisten 1 Bupati PPU), Joko Dwi Fetrianto (Kepala Dinas Pertanian PPU) dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian.
Suhardi mengapresiasi dukungan peralatan ini. “Saya harapkan alat ini bisa bermanfaat buat para petani. Selain itu juga membantu petani memperlama masa simpan dan tentu kualitas hasil taninya. Harga juga jadi bisa stabil,” jelas asisten Bupati Paser Penajam Utara itu.
Sementara itu Hetifah Sjaifudian yang juga wakil rakyat dari Dapil Kalimantan Timur mengaku bahagia bantuan alat canggih yang menyehatkan ini. Menurut Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) itu, tanaman hortikultura sangat mudah rusak atau busuk sehingga perlu penanganan yang tepat.
“Agar petani untung, penanganan yang tepat ini sangat diperlukan untuk meningkatkan harga jual, yang akhirnya berujung pada peningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” jelas Hetifah.
Menurut Hetifah, upaya mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia menjadi tantangan tersendiri. “PPU ini memberikan saya optimisme bahwa ketahanan pangan kita selalu bisa terjaga. Karena itu, perlu sinergi kita bersama,” demikian Hetifah. (akhir)