Hikmah Nyata Ramadlan, Keiklasan Seorang Sahabat

  • Whatsapp

Oleh : Jajang Sewu

Ada kalanya kita terlalu sombong dalam menapaki kisi kisi semesta. Saat kita terjatuh, luka itu baru terasa sakit. Walau dulu kita telah banyak mengobati luka derita diantara kita, kadang mereka terlupa akan apa yang telah kita perbuat.

Perjalanan waktu itu kini nyata. Tak seorangpun tahu saat aku tersungkur dalam jepitan hidup hingga nafaskupun tak mampu berdesah. Bukan sahabat sahabatku yang dulu kubangkitkan dari matinya yang menolongku, bukan sahabatku yang kuobati lukanya  perihnya, yang memberiku rasa damai di hati, tapi justru seorang hamba Allah yang kukenal hanya dari suara rindunya pada Tuhannya yang selalu di selimuti taqwa dan kerinduan akan pelukan ilahi.

Dia yang tak suka dipuja dan dia yang tak suka di puji. Mengangkatku dari jurang ke putus asaan akan sebuah ujian semesta. Dan dia memberi pelajaran akan ketawadlu’an atas sikap kesombonganku dalam hidup.

Keiklasan itu benar benar justru membuatku takut. Entah ketakukan akan apa, yang jelas keiklasan itu bukan perbuatan prilaku manusia, tapi seuatu prilaku seorang hamba yang telah benar benar menenggelamkan diri dari Ketahuidan yang sempurna.

Terima kasih Hamba Allah yang hanya kukenal suaramu….

Tauhidmu lebih sempurna dari kesombonganku yg selama ini dan aku tersadar dari kepongahan sebuah prilaku yang melibihi seorang sufi. 

Dan dalam dirimulah sebenarnya ada penyatuan energi Illahi. 

Akhir Romadlon 1439 H

Fakiruillah

Foto : ilustrasi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *