Himawan Sebut Kondisi Masih Sulit, Pekerja Jangan Terlalu Menuntut

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com|
Kepala dinas ketenagakerjaan dan transmigrasi provinsi Jatim Himawan Istu Bagijo mengungkapkan bahwa pihaknya membenarkan BPS (Badan Pusat Statistik) yang menunjukkan penurunan terhadap angka pengangguran di wilayah Jawa Timur.

Himawan menyebutkan bahwa
angka absolut tingkat pekerjaan terbuka itu kan dikaitkan dengan peluang kesempatan kerja, jadi ketika kesempatan kerja itu terbuka maka dihitung sebagai peluang pekerjaan.

“Yang kedua, terbukanya pekerjaan ke luar negeri kan mengalir banyak, sampai dengan September 2022 itu sudah sekitar 27.000, itu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan 1 tahun di tahun 2021. Makanya kondisi di luar negeri yang stabil setelah non covid itu sebenarnya adalah real, bagian yang paling nampak angka pengurangan pengangguran karena orang langsung pergi ke luar negeri dan bekerja, dengan pekerjaan-pekerjaan yang hubungan kerjanya itu kan berkaitan dengan orang yang kemudian berani membuka usaha,” terangnya.

Himawan menuturkan, dengan kondisi yang covidnya sudah turun lalu pekerjaan-pekerjaan yang sekarang sudah mulai ada kegiatan ekonominya yang luar biasa. Artinya kan berarti angkatan kerja itu sekarang langsung berhadapan dengan ketersediaan keterbukaan pekerjaan, karena kondisi ekonomi yang sudah berkembang lalu covidnya sudah menurun, ini yang harus dipertahankan.

“Hanya memang kalau tempat-tempat kerja seperti restoran, tempat hiburan malam itu ditutup jam 11.00, di Surabaya belum bisa sampai jam 12.00 atau jam 01.00,” tukasnya.

Lebih jauh Himawan memaparkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja ada dua, yaitu sektor riil yang sebenarnya yang kaitannya dengan lapangan kerja itu yang paling banyak sekarang. Ini sebenarnya lapangan kerja yang non formal, UMKM usaha mandiri itu yang banyak, lalu kemudian dengan kondisi covid yang bagus itu sektor pariwisata, panti pijat, karaoke, sederhana ya kelihatannya tapi itu multi efeknya banyak.

” Jadi kondisi itu yang kemudian bisa kita baca bahwa kalau covid sudah reda, ini bisa kemudian kita
Kembangkan investasi. Meskipun investasi itu juga tidak selalu langsung menghasilkan lapangan kerja, tapi efek kemudian ada industri, ya realisasinya ada orang berjualan makanan dan minuman untuk para pekerja yang melakukan proyek tersebut.
Multiplayer efeknya itu kelihatan dan nampak banyak orang mulai bekerja,” sambungnya.

“Kalau kita bicara pengangguran itu situasi yang sangat kontradiktif. Sekarang itu anak-anak muda ketokke meneng tapi sakjane kerjo. Kreativitas mereka dengan menggunakan digitalisasi seperti bermain game, membuat konten YouTube atau Tik Tok bisa menghasilkan uang. Makanya metodologi menghitung orang kerja sekarang harus diubah, yang dimaksud bekerja biasanya konotasinya pekerjaan formal, atau membuka usaha,” paparnya.

“Harapan ke depan saya kira kondisi yang sudah bagus ini harus terus dipertahankan atau ditingkatkan. Tantangan kita di pekerja formal dengan upah yang kemudian tuntutannya makin tinggi, nah kalau kemudian pihak perusahaan tidak bisa membayar dia pasti tidak akan membuka peluang pekerjaan. Makanya ini yang harus dipikirkan, kondisi faktual ini hanya bisa diselesaikan kalau kita sama-sama terbuka. Saya beritahu ya, sekarang ini yang kemudian tantangannya berat, perusahaan furniture, pabrik sepatu yang ekspor, semua sekarang turun hingga 35 persen, enggak bisa ekspor, masalahnya karena kondisi ekonomi diluar negeri sedang krisis. Amerika dan Eropa daya beli turun terus, kemudian perusahaan garmen. Budaya orang luar itu 4 bulan ganti baju, karena mereka ganti musim ganti baju. Sekarang enggak mikir beli baju, mereka beli makan saja itu sudah susah,” lanjutnya.

Himawan menambahkan, meskipun perusahaan besar eksportir tidak melakukan PHK,
instrumen pekerjaan diatur dengan mengurangi tidak ada lembur.

“Saya sudah menyampaikan untuk kita sama-sama melihat, yang sulitnya itu bukan hanya
pekerja, sulitnya itu juga dihadapi oleh pengusaha. Barang diproduksi terus, tetapi penjualan macet. Sementara pekerja menuntut adanya kenaikan upah. Ini problem yang harus sama-sama kita pahami. Kondisi ekonomi dan keuangan belum stabil, akibat covid. Jadi saya berharap sama-sama mengertilah. Bekerja dengan baik, pengusaha itu juga ngerti, kalau roda perekonomian sudah berjalan lancar, semua bisa kembali seperti semula, saya yakin kenaikan upah akan diberikan,” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait