SURABAYA – beritalima.com, Terdakwa Marita mengajukan pembelaan secara lisan atas tuntutan 2 tahun penjara yang dijatuhkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas kasus UU ITE lantaran dianggap mencemarkan nama baik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).
Dalam pembelaannya, Wanita berparas cantik ini mengaku bingung dengan kasus hukum yang dialaminya. Ia menyebut, bahwa pembuatan video dan diunggah ke media sosial hingga viral tersebut tidak bermaksud mencemarkan nama baik PT Pelni, melainkan membersihkan PT Pelni dari korupsi yang diduga dilakukan perwira bintara akibat gaya hidup dari istri-istri pelaut.
“Saya bingung dengan perkara yang dituduhkan ke saya. Tidak ada tujuan saya untuk menjatuhkan nama baik PT Pelni. Saya ingin membersihkan Pelni supaya tidak dirusak istri istri pelaut perwira bintara. Karena saya bukti bukti semua istri pelaut di Indonesia,” kata Marita saat mengajukan pembelaan diruang sidang Tirta 2, Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rabu (23/10/2019).
Diungkapkan Marita, Semua bukti-bukti terkait korupsi di PT Pelni tersebut, telah diserahkan dan dipaparkan ke KPK pada 2016 silam. Namun hingga saat ini, Marita tidak menerima kelanjutan kasus korupsi yang dilaporkannya.
“Memang saya mengetahui didalam Pelni Banyak terjadi korupsi oleh perwira bintara di semua kapal sesuai dengan video saya. Dan sudah saya buktikan pemaparannya dan bukti itu sudah saya bawa ke KPK Tahun 2016 . Walaupun sampai sekarang tidak ada tindak lanjut,” ungkapnya.
Menurut Marita, Video tersebut sengaja dibuat sebagai bentuk pembelaan diri atas tudingan skandal perselingkuhannya dengan Ketua Serikat Pekerja PT Pelni.
“Saya di isukan tidur dengan Ketua Serikat Pekerja PT Pelni. Tudingan itu sempat membuat rumah tangga saya tidak harmonis. Padahal saat itu saya mendapat tugas untuk menghimpun massa menghadap ke istana. Dan saya bela diri disini,” pungkasnya.
Selain Marita, Tim Penasehat Hukumnya juga mengajukan pembelaan secara tertulis yang intinya meminta agar kliennya dibebaskan dari jeratan hukum.
Atas pembelaan tersebut, JPU Bunari mengaku tidak mengajukan tanggapan atau replik secara lisan.
“Kami tetap pada tuntutan kami,” tegas JPU Bunari.
“Kami juga tetap pada pembelaan yang mulia,” sahut Erda Susantyadji selaku tim penasehat hukum Marita.
Sidang perkara ini akan dilanjutkan satu pekan mendatang dengan agenda pembacaan putusan oleh majelis hakim.
“Baik, sidang perkara ditunda satu minggu untuk pembacaan putusan,” kata ketua majelis hakim Dede Suryaman sambil mengetuk palu sebagai tanda berakhirnya persidangan.
Diberitakan sebelumnya, JPU telah menuntut Marita dengan hukuman 2 tahun penjara. Marita dianggap telah terbukti mencemarkan nama baik Pegawai PT Pelni melalui sarana elektronik atas ocehannya di medsos lantaran merasa sakit hati setelah dikeluarkan dari grup WhatsApp Perisai yang anggotanya para isteri karyawan PT Pelni. Dia dikeluarkan karena dianggap sudah tidak cocok dengan kolega-koleganya setelah suami Marita yang juga karyawan perusahaan tersebut dimutasi.
Perbuatan Marita dinilai bertentangan Pasal 45 ayat (4) jo. Pasal 27 ayat (4) UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Berikut kutipan kata kata dalam vlog yang diunggah Marita Sari melalui facebook bernama Marita.
“Saya Cuma mau bilang buat isteri-isteri pelaut, perwira, bintara di PELNI, saya cuma bilang satu hal jangan kebanyakan gaya, kenapa ? karena saya tahu betul gitu loh gaji suami kalian berapa, kalian bergaya dengan uang yang ndak seharusnya jadi milik kalian, yaaa saya tahu betul permainan suami-suami kalian di kapal seperti apa, jadi kalau kalian mau nyombong mikir pakek otak ya, kartu suami kalian semua itu ada ditangan saya, saya punya bukti seribu bukti untuk membuktikan korupsi semua di PELNI, saya tahu, jadi kalau isteri-isteri perwira mau gaya, mau songong mikir yaa, apalagi mau gaya depan gue, gue sikat loe, karena saya tahu kelakuan orang PELNI”
“Jadi isteri-isteri perwira, bintara gak usah banyak gaya yaa, gak usah songong, gak usah banyak ngatur di kapal, gak usah berlagak kayak isteri jenderal yang seolah-olah kalian pemilik PELNI, kalian bukan siapa-siapa di PELNI saya gak perduli siapapun ya, siapapun di PELNI yang cari gara-gara dengan saya, saya sikat kalian satu per satu, saya gak perduli ya, kalian ganggu saya kalian saya sikat kalian satu per satu, saya gak perduli ya, kalian ganggu saya kalian saya sikat habis, jadi kalian isteri-isteri perwira, bintara gak usah banyak gaya, gak usah banyak sombong depan saya, kalian berani sombong didepan saya tak ludahin muka kamu, tak teriakkan didepan dirimu bahwa suamimu itu maling di PELNI oke, suami kalian maling di PELNI, uang yang kalian terima diluar rekening Mandiri itu sudah dipastikan uang haram tau, uang korupsi, kalian di PELNI bukan siapa-siapa, apalagi isteri perwira woo jangan coba-coba, kalian mau banyak gaya depan saya tak ludahin mukamu dan satu hal lagi sampek saya tahu ada yang memfitnah saya, satu orang saja ada fitnah saya, ada satu saja kata-kata fitnah saya, saya nggak segan-segan robek-robek mulutnya, tak permalukan, tak labrak suaminya di kapal, tak labrak isterinya sekalian, biar itu pelajaran telak buat kalian orang-orang dajjal di PELNI yaa Wassalamualaikum”. (Han)