History Religi Kabupaten Sumenep

  • Whatsapp
Gaya arsitektur masjid yang didirikan pada zaman kekuasaan Panembahan Sumolo ini merupakan perpaduan budaya eropa, tiongkok, arab dan madura yang terlihat jelas dari bangunan gerbangnya serta interior masjid

Majid Jamik merupakan landmark kabupaten sumenep yang menasbihkan kota diujung pulau madura tersebut sebagai kota religius, bangunan yang menjadi pusat kegiatan keagamaan sejak 3 abad silam ini juga menjadi simbol tingginya peradaban di masa silam.

Bangunan yang masih kokoh berdiri di tengah kota ini manjadi saksi kejayaan sumenep masa lalu dimana kabupaten yang memiliki 126 pulau ini pernah berdiri kerajaan posisinya sangat diperhitungkan dalam sejarah nusantara.

Bacaan Lainnya

Gaya arsitektur masjid yang didirikan pada zaman kekuasaan Panembahan Sumolo ini merupakan perpaduan budaya eropa, tiongkok, arab dan madura yang terlihat jelas dari bangunan gerbangnya serta interior masjid. Perpaduan tersebut merupakan simbol dari masyarakat sumenep yang sangat terbuka dengan budaya asing tanpa harus menghilangkan kearifan budaya lokal sumenep sendiri. Bahkan yang menjadi arsitektur masjid yang masuk dalam 10 masjid tertua di indonesia tersebut adalah Lauw Piango yang merupakan keturunan tiongkok.

Nilai history sejarah dan kemegahan arsitekturnya adalah daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut.

Point Of Interst dari Majid Jamik Sumenep :

Pintu Gerbang Majid Jamik

Point Of Interst Utamanya adalah arsitektur gerbang yang sangat bersejarah dan penuh makna riligius, Pintu Masjid Jamik berebentuk gapura asal kata dari bahasa arab “ghafura” yang artinya tempat pengampunan”. Gapura ini syarat akan ornamen yang mempunyai banyak filosofi sebagai salah satu harapan dari sang Panembahan kepada rakyatnya ketika menjalankan ibadah.

Di atas gapura akan kita temui ornamen berbentuk dua lubang tanpa penutup, keduanya diibaratkan dua mata manusia yang sedang melihat. Lalu di atasnya juga terdapat ornamen segilima memanjang ketaatas, diibaratkan sebagai manusia yang sedang duduk dengan rapi menghadap arah kiblat dan dipisahkan oleh sebuah pintu masuk keluar masjid, yang mengisyaratkan bahwa apabila masuk atau keluar masjid harus memakai tatakrama dan harus meliha jangan sampai memisahkan kedua orang jema’ah yang sedang duduk bersama dan ketika imam masjid keluar menuju mimbar janganlah berjalan melangkahi leher seseorang.

Dikanan kiri gapura juga terdapat dua pintu berbentuk lengkung, keduanya mengibaratkan sebagai kedua telinga manusia. dimaksudkan agar para jema’ah masjid ketika dikumandangkannya adzan, bacaan alquran, ataupun disampaikannya khotbah haraplah bersikap bijak untuk tidak berbicara dan mendengarkannya dengan saksama. Disekeliling gapura juga terdapat ornamen rantai, hal ini dimaksudkan agar kaum muslim haruslah menjaga ikatan ukuwah islamiyah agar tidak bercerai berai.

Bangunan Utama Masjid

Bangunan Utama masjid masih terjaga kelestariaanya, dimana dari sisi bangunan dan interior terawat dengan baik dan tidak ada perubahan hanya penambahan di sisi kana, kiri dan depan masjid yang merupakan perluasan bangunan untuk menambah daya tampung jamaah majid.

Mimbar Majid

Mimbar majid juga tidak mengalami perubahan, sehingga orisinalitasnya masih sangat terjaga bahkan terdapat pedang sebuah pedang diatas tempat imam yang berasak dari irak.

Bedug Masjid

Dalam Masjid jamik juga terdapat bedung yang juga berusia cukup tua, yang digunakan pada masa lampu sebagai penanda telah tibanya waktu sholat.

Tips dan Akses menuju Masjid Jamik

Masjid Jamik Sumenep berada tengah kota sehingga cukup mudah untuk mengakasesnya, bagi para wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke Kabupaten Sumenep, maka wisatawan cukup bertanya kepada masyarakat (setiap orang yang ditemui) karena hampir seluruh masyarakat sumenep mengetahui destinasi yang telah jadi landmark kabupaten sumenep tersebut, atau bila dari arang surabaya maka wisatawan cukup berjalan lurus kearah utara maka para wisatawan akan sampai kemasjid jamik yang bedara tepat disebelah barat dari alun-alun kota yang kini telah menjadi Taman Adipura.

Tips :

Wisatawan tidak perlu memusingkan tentang parkir kendaraan bermotor, karena tersedia parkir yang cukup luas baik kendaraan roda dua maupun empat bahkan parki masjid jamik mampu menampung bus pariwisata.
Waktu terbaik mengujungi destinasi tersebut adalah saat usai kegiatan sholat berjamaah karena saat waktu tersebut para wisatawan bisa menikmati interior masjid yang cukup megah tanpa menggagu kegiatan keagaan yang ada di masjid tersebut. Bagi para wisatawan yang beragama muslim juga bisa sholat berjamaah di masjid tersebut setelah sholat baru para wisatawan berjalan-jalan di areal masid untuk menikmati kemegahan arsitektur masjid jamik
Karena merupakan areal peribadatan ummat muslim diharapkan para wisatawan untuk menjaga sikap dan sopan santun sehingga tidak mengganggu ummat muslim yang sedang melakukan ibadah di masjid jamik tersebut.
Areal ini sebenarnya terbuka untuk ummum sehingga bagi ummat non muslim pun bisa menggunjungi areal masjid untuk sekedar menikmati indahnya bangunan tersebut asal tetap menjaga kesopanan dan peraturan yang berlaku, terutama menjaga kesopanan pakaian.
Sama dengan masjid lainnya diharapkan kepada wanita yang sedang dalam masa menstruasi (datang bulan) untuk tidak masuk keareal masjid.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait