RobertoNews : Apa itu Syndrom Nomophobia !
Di era melinea ini dan modernisasi yang up todate, Mobile divice atau dikenal nama Handphone/ smartphone adalah sebuah alat komunikasi yang modern dan canggih digunakan baik tua muda ataupun anak kecil
setiap orang rata memiliki Handphone kadang sampai 5 dan merupakan alat komunikadi tercepat bisa melalui WA,email ,video ,intasgram,Facebook dll sehingga menimbulkan sejenis kebiasaan sebangun pagi bukan istri atau suami dicari melainkan selalu bertanya :+
” Handphoneku mana? Sambil meraba kantong celana. Ranjang maupun meja tulis dan meja makan,Maka mulailah jari tangan kutak katik di Handphonr dan kurang memperhatikan sarapan yzng tersedia, di kantor,di Mall bahkan di kamar WC handphone tergangam ditangan takut hilang..kenapa begitu, handphonr adalah diutamakan?
Zaman NOW, jarak manusia semakin dekat, kita mau bicara bahkan kirim berita naupun foto kepada teman kita berada di gelahan bumi barat cukup tombol pada mobile device atau istilah umum dikenal nama Handphone ( Hp ).
Tak sampai satu detik berita tersebut sudah tiba di sana baik bentuk tulisan maupun foto dan lain sebagainya,! Tapi anda perlu tahu kehadiran dunia Ponsel membawa efek samping yang sangat berbahaya antara lain : tabrakan karena konsen melihat ponsel,jauh ke sungai atau kolam.
Studi mengungkapkan sesuatu yang umum diketahui, namun sering disangkal, yaitu kita memiliki kecanduan atau ketergantungan berlebih tehadap ponsel. Penelitian di Inggris mengungkapkan rata-rata wanita di Inggris menggunakan ponsel pintar (smartphone) hingga 100 kali sehari.
Jutaan pria dan wanita zaman sekarang begitu kecanduan teknologi, seperti mengirim pesan teks, email, mengirim tweet, mengunggah foto di Instagram, atau memperbaharui status di laman Facebook. Ini dikenal dengan sebutan ‘phubbing’ alias ‘phone snubbing.’ Anda memperlakukan ponsel layaknya keluarga, teman, sahabat, bahkan pasangan.
“Phubbing menyebar luas di seluruh dunia. Bayangkan saja, miliaran pasangan mata duduk diam menatap ponselnya. Hubungan sosial terjalin berdasarkan update status. Kemampuan berbicara atau berkomunikasi tatap muka benar-benar hilang. Ini harus diubah dan harus dilakukan sekarang,”
Profesor Spiegelhalther seorang riset Nestle Fitness berkata phubbing membuat seseorang tak lagi bisa memisahkan kehidupan pribadi dengan sosial. Semua bercampur dan bisa diketahui publik.Salah satu ciri-ciri seseorang kecanduan ponsel adalah merasakan takut berlebihan jika gadget tersebut tak di sampingnya. Mereka lebih cepat memperbaiki ponselnya jika rusak ketimbang ke rumah sakit memeriksakan kesehatannya.
Empat dari 10 wanita mengaku mereka bersedia menepikan mobilnya di jalan raya atau sambil mengemudi hanya untuk memeriksa kotak pesan, membalas whatsapp, atau memeriksan grup chatting.
Kecanduan Ponsel ini meqwabah kesemua lapisan masyarakat tanpa membeda usia dan tempat baik di kantor, sedang makan,sedang mengemudi,sedang mandi bahkan di tempat tidur.Saat bangun yang dicari adalah Hpku mana bukan mandi dan sarapan yang diutamakan
Kondisi ini kita kenal dengan nama Sybdroma Nomophobia
Nomophobia sendiri kependekan dari ‘No Mobile Phone Phobia’. Merupakan istilah rasa takut berlebih ketika jauh dari ponsel. Perasaan panik galau, ketakutan, cemas, muncul ketika tidak memegang handphone.
Kecanduan ponsel di era saat ini bukanlah sebuah lelucon dan fenomena ini semakin sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dikalangan anak muda, maupun orang dewasa.
Kemunculan sosial media seperti facebook, Path, Twitter, Instagram, Line dan media sosial lainnya menjadi salah satu faktor banyak orang kecanduan akan gadget, khususnya smartphone. Apalagi kebanyakan orang saat ini memiliki ponsel pintar lebih dari satu.
Hubungan Nomophobia dengan aktivitas sexual;
Peneliti di Durham University, Mark McCormak mengatakan teknologi telah merevolusi hidup manusia pada tingkat yang lebih jauh. Sebanyak 40 persen dari mereka yang diwawancarai -pasangan berusia 18-55 tahun- mengatakan mereka bahkan menunda aktivitas seksual dengan pasangan hanya karena teknologi, misalnya mengangkat telepon dan membalas pesan.
“Media sosial bagus untuk tetap memelihara komunikasi dengan keluarga dan teman-teman, namun juga bisa menjadikan hubungan kian tegang dan bercerai.
Kepala Hukum Bidang Keluarga di Slater and Gordon, Andrew Newburry mengatakan lima tahun lalu Facebook dicap sebagai salah satu penyebab berakhirnya pernikahan banyak pasangan. Kini, Facebook juga bisa menjadi alasan pasangan bercerai.
Dengan lebih dari 556 juta orang menggunakan Facebook setiap hari, cara kita menjalani kehidupan juga hubungan pernikahan berubah drastis. Media sosial seakan menjadi ‘ranjau’ pernikahan baru. Media sosial, khususnya foto dan status Facebook kini memicu banyak kasus perceraian,”
Efek dari sindrom Nomophobia saat ini bisa dilihat dari semakin banyaknya orang menghabiskan waktu menatap layar ponsel dibandingkan lawan bicaranya. Selain itu, sekarang orang lebih suka berkomunikasi via smartphone melalui aplikasi chatting, tidak peduli pada lingkungan sekitar hingga akhirnya kepedulian terhadap sesama berkurang.
Apakah Anda merasa cemas ketika tidak berada di dekat ponsel?
Atau tak pernah lepas dari gadget tersebut hingga terkadang membawanya ke tempat tidur? Jika jawabannya iya, bisa jadi Anda tengah mengalami nomophobia.
Anda tidak sendirian. Nomophobia alias kekhawatiran saat tidak menggunakan ponsel, dialami banyak orang saat ini. Kabarnya, pengguna ponsel yang mengalami Nomophobia jumlahnya terus bertambah. Setidaknya, demikian gambaran yang didapat dari hasil studi SecurEnvoy di Inggris.
Menggunakan layanan jajak pendapat online OnePull, SecurEnvoy menemukan sekitar 66% dari 1.000 orang yang disurvei di Inggris menyebutkan mereka takut kehilangan atau pergi ke mana-mana tanpa membawa ponsel.
Dilansir LA Times, Kamis (23/2/2012), angka ini naik signifikan dari empat tahun sebelumnya. Survei serupa yang juga dilakukan SecurEnvoy menemukan empat tahun lalu hanya 53% pengguna ponsel yang mengalami nomophobia.
Nomophobia sendiri merupakan singkatan dari no mobile phobia. Perangkat mobile di sini dapat diartikan beragam. Namun berdasarkan survei, sebagian besar kekhawatiran yang timbul adalah ketika para pengguna tersebut tidak berdekatan dengan ponsel.
Hasil studi ini juga memperlihatkan, pria lebih khawatir hidup tanpa ponsel. Sementara kaum wanita cenderung memilih untuk tidak terkoneksi. Namun uniknya, sebanyak 70% responden wanita takut kehilangan ponsel sementara pria persentasenya hanya 61%. Ini sepertinya dikarenakan rata-rata pria memiliki dua ponsel ketimbang wanita.
Pengguna ponsel terhadap Nomophohia berdasarkan usia adalah:
- 18 hingga 24 tahun adalah golongan yang paling nomophobic
- 25 hingga 34 tahun sebanyak 68% dan usia 55 tahun ke atas. Huffington Post (18/5-19)memberitakan bahwa sebuah study terbaru dari Iowa State University,, dari hasil riset ditemukan bahwa ada empat faktor dasar Nomophobia, yakni
1.tidak bisa berkomunikasi, - kehilangan hubungan
3.tidak dapat mengakses informasi,
4,rasa tidak nyaman.
Sebelumnya media ini pada September 2013 juga melaporkan ada sekitar 63 persen pengguna ponsel pintar berusia 18-29 tahun, diketahui kerap tertidur dengan membawa perangkat pintar ke tempat tidur.
Caglar Yildirim, salah satu penulis studi tersebut berkata :“Nomophobia dianggap sebagai phobia zaman modern yang dikenalkan pada kita sebagai efek samping dari interaksi antara orang dan informasi mobile serta teknologi komunikasi, terutama smartphone,”
Nomophobia tidak membahayakan asal masih dalam tahap wajar. Namun jika kecemasan yang melanda sudah pada tingkat yang sangat parah, ini bisa mengganggu psikologi.
Lalu apakah ada obat untuk mengatasi nomophobia?
Jawaban adalah Nomophobia bisa diobati dengan cara terapi menggunakan ponsel seperlunya secara terus menerus.
Dari artikel di atas jelas saya termasuk seorangn Nomophobia karena apa? Sebagun pagi yang dicari adalah ponsel dan malam mau tidur juga kutak katik ponsel,
Sampai istri marah.berkata :”Hari hari ponselmu lebih penting dariku,… ! ” saya jawab santai
“Ya, ponsel itu istriku ke2 tak bisa melahirkan anak tapi bisa menyimpan ribuan artikel yang sedang saya tulis di larut malam ini” Ollala Dunia Penuh Warna, akhirnya beliau mengerti!
Sekilas info, semoga bermanfaat
RobertoNews 888《 20.10.2020(08.06)》