beritalima.com – Dalam keluarga selalu memiliki cara bagaimana menjadi keluarga yang bahagia tanpa cela, karena impian memiliki hubungan baik dalam keluarga adalah hal yang selalu diharapkan.
Aku memiliki Ibu yang selalu melakukan sesuatu untuk kebahagian anaknya sendiri, bahkan Ibu tidak pernah peduli pada dirinya akan seperti apa kelak. Ibuku, Suhanah adalah pahlawan bagi hidup ku yang kedua setelah masa depan. Ibu selalu menjadi nomor satu yang selalu aku favoritkan dalam jiwaku dengan prinsip hidupnya yang selalu aku tanamkan dalam diri, “Tidak apa-apa, meski tak punya apa-apa”.
Ibu bukan seorang kolong merat yang punya investasi dimana-mana, Ibu selalu mengajarkan aku menjadi manusia yang berusaha tanpa minta sepeserpun dari orang, selagi kita mempunyai tangan dan kaki apa susahnya berusaha.
Hidup di bumi dengan secara gratis itu sudah luar biasa, ditambah punya keluarga yang kerap membantu satu sama lain dalam kesulitan, saling berpengang tangan, melihat dunia yang kerap berubah setiap saat sudah menjadi impian keluarga.
Sebagai anak kita sudah ditakdirkan harus mencintai orangtua tanpa pamrih, dan selalu memahami bagaimana menjadi anak yang bakti. Tapi aku heran, Ibu tidak pernah mengeluh. Malah ketika aku datang dengan setumpuk masalah dan meletakkan kepalaku dipangkuanmu, ia selalu membelai rambutku dan memberiku nasehat yang sama sekali tidak melunakkan isi kepala.
Aku anak terakhir yang dilahirkan dari Rahim Ibu, yang tidak pernah mengeluh dari mana aku dilahirkan. Ia pernah mengatakan, hidup ini bukan soal kau dilahirkan dari keluarga yang tak punya apa-apa, hidup ini seberapa kamu terus mencoba dan mecobannya lagi, sampai Tuhan menjawab kamu beruntung untuk mendapatkannya.
Aku tidak tahu terbuat dari apa isi hatimu
Begitu cepat waktu berlalu
Begitu banyak cerita tentang kau dan aku.
kulihat dirimu yang sudah menua dan rambut putihmu berjatuhan dimana-mana
Kau selalu menyambutku apa adanya.
Izinkan aku berbicara tentang terimakasih karena cinta dan doa yang selalu kau terapkan dalam hidupku.
Aku percaya, Kau dengan Tuhan saling kerjasama dalam setiap doa.
Aprilliani
mahasiswa politeknik negeri jakarta
jurusan jurnalistik