SURABAYA – Indonesia Creative Cities Network (ICCN), jejaring forum lintas komunitas kreatif tanah air yang berdiri sejak tahun 2015, serta memiliki 200 lebih jejaring kabupaten/kota se-Indonesia, kembali menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas).
Menurut Hafshoh Mubarak selaku Ketua Surabaya Creative Network (SCN) dan juga pengurus dari ICCN, Rakornas ini mengusung tema “Guyub ; Greget Nglakoni Bareng”, yang diselenggarakan di Kota Surabaya pada tanggal 28-30 Juni dengan berbagai agenda kegiatan yaitu Seminar Nasional, Rakornas ICCN, dan Kunjungan Komunitas Kreatif.
“Hari pertama kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2019 di Four Points Hotel Surabaya dan didukung penuh oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Kemenko Perekonomian, dan Pemerintah Kota Surabaya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dimeriahkan dengan acara Seminar Nasional yang bertema, “Kolaborasi dan Sinergi Pengembangan Kota Kreatif untuk Akselerasi Peningkatan Potensi Ekonomi Daerah”.
Acara seminar tersebut dibuka oleh Hari Santosa Sungkari selaku Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dan Chaerul Saleh selaku Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kawasan dari Kemenko Perekonomian. Setelah itu acara akan dimulai dengan pengantar seminar nasional dan diskusi oleh Tb. Fiki Satari selaku Ketua Umum ICCN.
Sesi Panel I yang dimoderatori oleh M. Arief Budiman selaku Sekretaris Umum ICCN, dan menghadirkan para pembicara yakni Freddy Haris selaku Dirjen Kekayaan Intelektual dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Tri Retno Isnaningsih selaku Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan dari Kementerian Ketenagakerjaan, Sutiaji selaku Wali kota Malang, Burhan Abdurahman selaku Walikota Ternate, Tri Dewi Virgiyanti selaku Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukimam dari Bappenas.
“Adapun Sesi Panel II yang dimoderatori oleh Dwinita Larasati selaku Deputi Hubungan Luar Negeri ICCN, menghadirkan para pembicara yaitu Agusta Ersada Sinulingga selaku Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan dari Kementrian PUPR.
Eri Cahyadi selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Pemerintah Kota Surabaya, Baroto Taviv selaku Wadek FADP ITS, David Santoso dari Kawasan Ekonomi Khusus Singhasari,” ungkap Hafshoh. Minggu, (30/6/2019).
Kemudian Sesi 5×5 menampilkan presentasi dari 5 forum komunitas kreatif kota, yang menghadirkan para pembicara yaitu Zandry Aldrin (Jaringan Komunitas Ternate), Umbu Billy (Sumba Creative), Supriyanto (Blitar Creative Forum), Fetri Rusji (Padang Creative City Forum), dan Wa Nurkhairan (Wuna Creative), serta dimoderatori oleh Vicky Arief (Korda Jawa Timur ICCN).
Menurut Tb Fiki Satari selaku Ketua Umum ICCN mengatakan, Kota Kreatif adalah masa depan dari keberlajutan kota kabupaten di seluruh Indonesia.
“Dengan memanfaatkan kekayaan alam dan ragam budaya, tradisi untuk dielaborasi dengan perkembangan terkini dari ilmu pengetahuan inovasi, teknologi, diyakini akan menciptakan kekuatan ekonomi baru, lapangan pekerjaan yang luas dan akan terus relevan dengan perkembangan zaman,” ucap Fiki.
Pada kegiatan ini ditandatangani pula kerjasama antara ICCN dengan KEK Singasari, Malang. Dimana KEK ini merupakan KEK pertama yang fokus pada pengembangan ekonomi kreatif dan Talent Indonesia, yakni sebuah inisiatif dari Kementrian Tenaga Kerja untuk pengembangan tenaga kerja kreatif nasional.
“Selain itu, ICCN bekerjasama dengan Kemenko Perekonomian serta Kementrian Lembaga Negara terkait juga menginisiasi disusunnya Indeks Kota Kreatif yang mengelaborasi banyak indikator kota kreatif dari berbagai Lembaga dunia dan negara yang sudah mapan,” beber Fiki.
Tujuannya untuk memastikan arah pembangunan dari seluruh jejaring kabupaten kota kreatif di Indonesia dapat secara optimal menggali potensinya untuk mensejahterakan warganya dengan keunikan masing-masing. Sudah terdapat beberapa wali kota dan bupati yang siap untuk mengadaptasi indeks tersebut.
“Harapannya, kolaborasi Indonesia Creative Cities Network (ICCN) dengan pola sinergitas Pentahelix, ke depan akan menjadi pemantik kreativitas yang mendorong pengembangan ekonomi kreatif di tanah air dengan berbagai program yang meninggalkan jejak nyata dan bermanfaat bagi stakeholderKota Kreatif Indonesia”, tutup Fiki Satari. (ari)