Idul Fitri, Masjid Joglo Satukan Perbedaan Politik

  • Whatsapp

beritalima.com | Hari Raya Idul Fitri 1440 H, menjadi momentum yang sangat penting untuk menyatukan perbedaan yang ada antar jamaah atau masyarakat. Khususnya perbedaan politik pasca pelaksanaan Pemilu 2019 pada April sebulan yang lalu.

Direktur Masjid Joglo Roudlotul Muttaqin Sidoarjo, M Khoirul Rijal mengatakan, Idul Fitri merupakan momentum suci menyatukan perbedaan yang ada di masyarakat dengan menggalakkan serta mengeratkan silaturahmi antar semua lapisan masyarakat.

“Usai Sholat Idul Fitri di Masjid Joglo Roudlotul Muttaqin, jamaah berbaur dan menyatu saling bermaaf-maafan satu sama lain tidak memperlihatkan adanya perbedaan. Karena memang sejatinya agama mengajarkan untuk saling menghormati antar sesama,” terangnya.

Dikatakannya, contoh ketauladanan yang diperankan oleh jamaah Masjid Joglo dengan menyatu dan saling memaafkan antar sesama, sepatutnya juga dilakukan oleh elit politik yang hingga kini sebagian diantara mereka belum berbaur dampak dari perbedaan pilihan pada Pilpres 2019.

“Yang diinginkan oleh jamaah atau masyarakat itu sederhana. Yakni ketauladanan yang dicontohkan oleh elit politik kita. Bukan malah menajamkan perbedaan antar sesama. Lebih-lebih menggunakan simbol agama untuk memperkeruh perbedaan, ” tegasnya.

Sementara itu, Ustadz Miftahuzzuhdi Al Hafidz dalam khutbah Sholat Idul Fitri menyampaikan pentingnya saling memaafkan antar sesama. Hari Raya Idul Fitri adalah momentum yang tidak boleh dilewatkan dengan melakukan silaturahmi antar sesama.

Karena hikmah Idul Fitri adalah silaturahmi. Hikmah dari silaturahmi adalah momentum untuk saling memaafkan. Jika sudah saling memaafkan satu sama lain tentu saja akan terjalin kembali tali persaudaraan. Jika persaudaraan sudah terwujud maka akan lahir Persatuan. Jika Persatuan nasional sudah terjadi maka bangsa Indonesia siap menghadapi segala bentuk tantangan dan menyongsong kejayaannya.

“Wujud nyatanya adalah sitaturahmi dan memperkuat trilogi ukhuwah, ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathaniyyah dan ukhuwah basyariyah. Enyahkan semua sikap egoisme. Tanggalkan semua rasa iri dan dengki apalagi permusuhan. Mari menggenggam tangan bersama-sama merajut tali persaudaraan dan persatuan nasional,” jelasnya. (Humas Masjid Joglo)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *