JAKARTA, beritalima.com – Anggota Komisi IX DPR Imam Suroro dalam tim kunjungan kerjanya di Bali saat bertemu dengan Gubernur Bali Wayan Koster, mendukung programnya mengembangkan riset tanaman obat dan obat tradisional, karena Indonesia kaya akan aneka spesies tanaman obat yang tersebar di berbagai daerah. Kendati demikian, bahan baku obat di Indonesia masih tergantung terhadap impor. Karena itu, Komisi IX DPR RI mendukung pengembangan riset tanaman obat dan obat tradisional di Bali menuju kemandirian bahan baku obat.
“Komisi IX DPR RI mendukung program Bali untuk mengembangkan dan pemeliharaan tanaman obat dan obat tradisional yang sudah terbukti selama ratusan tahun dan secara turun temurun berkhasiat menyembuhkan dan membantu menjaga kesehatan masyarakat Indonesia,” ungkapnys, Jum’at 3/5/2019) saat peninjauan ke Balai Besar Obat dan Makanan Denpasar, di Bali, Jumat (3/5/2019).
Ia pun menjelaskan, selama ini industri farmasi nasional masih sangat tergantung pada bahan baku impor. Padahal, bahan baku obat banyak tersedia di Indonesia. Karenanya, ia berharap industri farmasi Indonesia mampu bertansformasi menjadi industri farmasi yang berbasis riset dan pengembangan, sehingga nantinya dapat bersaing di pasar obat dunia.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan RI juga telah melakukan riset dan pengembangan bahan baku obat tradisional di Tawangmangu, Jawa Tengah. Untuk itu Kemenkes perlu lebih aktif mensosialisasikan potensi dan manfaat tanaman obat tradisional. Menurutnya, masyarakat dapat memanfaatkan obat-obat tradisional seperti tanaman jamu sebagai langkah preventif untuk mencegah timbulnya suatu penyakit.
“Saya kira ini perlu disosialisasikan secara masif ke masyarakat Indonesia, bahwa tanaman obat yang tersebar di berbagai daerah Indonesia merupakan salah satu alternatif untuk mejaga kesehatan masyarakat. Pemerintah juga perlu memberikan dukungan anggaran maupun regulasi untuk memanfaatkan hasil riset tanaman obat agar dapat dimanfaatkan menuju masyarakat sehat dan sejahtera,” imbuhnya. ddm