SURABAYA, beritalima.com | Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan, Senin (3/10/2022) mengatakan, dari delapan kota Indek Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur seluruhnya mengalami inflasi.
“Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 1,52 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,87 persen,” ujarnya.
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran,” lanjut dia.
Dari sebelas kelompok pengeluaran, sembilan kelompok mengalami inflasi, satu kelompok mengalami defasi, dan satu kelompok lainnya tidak mengalami perubahan.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transportasi sebesar 9,38 persen, diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,17 persen.
Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,62 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,61 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 0,36 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,18 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok pakaian dan alas kaki masing-masing sebesar 0,05 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,4 persen. Dan kelompok yang tidak mengalami perubahan yaitu kelompok pendidikan.
“Tingkat inflasi tahun kalender September 2022 sebesar 5,51 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 6,80 persen,” pungkasnya. (Gan)
Teks Foto: Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan