YOGJAKARTA, beritalima.com- Setelah lama tak bersuara dengan komentarnya terkait kondisi negeri, salah satu tokoh spiritual dan supranatural Yogjakarta, Lia Hermin Putri atau yang akrab disapa dengan nama Bunda Lia, akhirnya buka suara terkait pandemi Corona atau virus Covid-19.
Menurut Bunda Lia, pada bulan April, pandemi Corona belum tuntas. Bahkan bisa jadi (semoga tidak terjadi), bencana akan terjadi silih berganti.
“Hati hati pertengahan Ramadhan,” pesan Bunda Lia kepada beritalima.com, Selasa 31 Maret 2020, petang.
Menurutnya, ia tetap akan membantu dalam doa agar bencana dan penyakit Corona segera berakhir.
Sedangkan terkait himbauan dari pemerintah agar masyarakat tidak keluar rumah, patut didukung. Namun ia mempertanyakan nasib rakyat kecil kalau tidak bekerja atau keluar rumah mencari nafkah.
“Kecuali ada yang peduli. Contohnya pejabat dan para anggota dewan, khan bisa menyisihkan sebagian gajinya untuk rakyat kecil. Orang kaya juga menyisihkan hartanya untuk menyikapi perut rakyat kecil,” himbaunya.
Saat ini, lanjutnya, rakyat kecil hatinya diliputi rasa sedih dan prihatin. Akibat kesulitan duniawi yang bertubi-tubi, kebanjiran, gunung meletus, gempa, tanah longsor, ditambah Corona.
“Bencana silih berganti dan entah sampai kapan Corona akan berakhir. Tetapi kenapa dalam kondisi seperti ini masih saja ada orang yang ‘kejam’. Perbuatan angkara masih saja ada dalam keadaan negeri seperti ini,” tutur perempuan yang juga pimpinan Padepokan Songgo Buwono, Jalan Raya Parangtritis, Manding, Bantul, Yogjakarta.
Bunda Lia berharap, rakyat kecil yang ‘menangis’, agar bangkit meski diliputi penuh kesedihan.
“Mulailah mendekatkan diri pada Illahi Rabbi dengan membaca Al Fatihah satu kali, Surat Yasin satu kali,
Al Ikhlas satu kali, Al Falaq satu kali dan Al Annas satu kali,” himbauanya.
Ia kembali berharap, agar wartawan menulis berita yang melegakan, mengedukasi, bukan malah menakut nakuti masyarakat terkait Corona.
“Akhirnya malah berat kita rasakan. Menanam benih benih kesalahan disirami oleh air kelupaan. Apabila tumbuh berkembang menjadi kesukaran. Apa gunanya kita percaya pada berita-berita kosong atau hoax. Justru terasa semakin menyakitkan hati. Lebih baik perbanyak berdoa,” ucapnya.
Corona, menurutnya lagi, akan berakhir apa bila umat beragama sadar dan mawas diri.
“Entah kapan berakhir, Allah Hu Alam. Semua ini adalah teguran. Untuk itu dekatkan diri pada Allah SWT,” pungkasnya. (Dibyo).